Opini

Aliansi Suci versus Aliansi Iblis dalam Dimensi Universal dan Dimenasi Nasional

Sudah 6 Orang Tewas Akibat Bentrokan
Sedikitnya 8 warga Indonesia tewas akibat bentrokan di Jakarta pada aksi 21-22 Mei 2019.

Aliansi Suci versus Aliansi Iblis dalam Dimensi Universal dan Dimenasi Nasional

 

Oleh: M.D. La Ode, Penulis adalah Ahli Politik Etnisitas dan Direktur Eksekutif CISS

Ciri Aliansi Suci, memelihara perikemanusiaan sebagai nilai paling kharismatik yang berlaku universal. Artinya manusia tidak boleh dibunuh di luar putusan pengadilan, kecuali perang. Sebaliknya Aliansi Iblis sadis, brutal dan haus kekuasaan terhadap perikemanusiaan dan tidak berlaku universal (kecuali yang sepaham). Kasus Aliansi Suci vs Aliansi Iblis ditampilkan dua dimensi universal dan dimensi nasional sebagai berikut ini.

Pertama, Dimensi Universal

Pertarungan Alainasi Suci (AS dan sekutunya) melawan Aliansi Iblis (Cina Komunis dan sekutunya) pada dimensi universal ditandai hadirnya dua aktor Amerika Serikat (AS) dengan Cina Komunis (CK) saling berhadapan. Aliansi Suci bertujuan melanjudkan world imperium-nya.

Sebaliknya Alainasi Iblis berniat menjadi New World Imperium (NWI) menggantikan AS dengan strategi Modern Socialism (Covert Socialist-Communist). Aliansi Suci menggunakan nilai-nilai perikemanusiaan, agama, demokrasi, liberalism-capitalism, ketangguhan militer dan disponsori oleh kekuatan politik, serta diplomasi pertahanan yang tangguh.

Sebaliknya, Aliansi Iblis menggunakan nilai-nilai kekuasaan sosialis-komunis, ekonomi, politik dan sosial budaya secara radikal dengan aktor utamanya CK. Ia tak peduli dengan agama, perikemanusiaan dan kedaulatan negara lain. Kekerasan bersenjata adalah cara tepat untuk mendapatkan kekuasaan dan kekuatan ekonomi menjadi strategi untuk menjebak negara negara sasarannya. Ia tak peduli juga dengan hak asasi manusia (HAM).

Contoh Peta CK sepihak Nine Dush Line di Laut Cina Selatan (LCS). Wilayah kedaulatan Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, sebagian Laut Natuna dan Vietnam dimasukkan menjadi wilayah CK. Padahal Mahkamah Arbitrase Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 12 Juli 2016 di Den Hag telah memutuskan bahwa CK tidak memiliki dasar hukum mengklaim wilayah perairan LCS dan CK tidak ada bukti sejarah menguasai dan mengendalikan sumber daya secara eksklusif di LCS.

Baca Juga:  Seret Terduga Pelaku Penggelapan Uang UKW PWI ke Ranah Hukum

Baca juga: Fenomena di Balik Fakta Pilpres 2019

Baca juga: Kecurangan Pilpres dan Resolusinya

Namun, pemerintah CK mengabaiknnya. Kasus berikutnya pemerintah CK mengeksekusi 1,5 Juta tahanan pengikut Falun Gong untuk Donor Organ. Diperkirakan setiap tahun enam puluh sampai seratus ribu orang tahanan, organ tubuhnya yakni jantung, ginjal dan livernya dirompok kemudian diperdagangkan secara ilegal (Tempo.co, Kamis 30 Juni 2016 07:02 WIB). Aliansi Suci juga tidak mengindahkan semua keputusan sepihak dan tidak manusiawi CK itu. AS merujuk UNCLO’s mengatakan tidak satu negarapun yang bisa menghalangi pelayaran internasional di LCS.

Kedua, Dimensi Nasional

Kini pertarungan Aliansi Suci dengan Aliansi Iblis masuk dalam dimenasi nasional secara praktis. Meskipun pada tahun 2016 sudah diketahui persis namun masih pada tataran advokasi CK. Pertarungan keduanya pada dimenasi nasional tampak jelas dimenangi Aliansi Iblis dengan strategi curang IT (Information Technology) di pemilu legislatif dan pilpres. Aktor pemain curang diduga keras adalah CK pimpinan Xi Jinping yang beberapa tahun terakhir mesra hand in hand dengan Jokowi.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Dalam pada itu, Jokowi sepertinya abai dengan sejarah politik Aliansi Suci dan Aliansi Iblis kepada NKRI. AS sebagai aktor Aliansi Suci, mendukung Soekarno merebut Irian Barat dari kuasa Belanda. Russia memberikan bantuan Alutsista kepada Soekarno yang diurus Janderal AH Nasution tahun 1959 untuk membebaskan Irian Barat. Tahun 1965 AS menyelamatkan Indonesia dari Kudeta PKI dukungan CK.

Sedangkan Aliansi Iblis saat Kongres Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 etnis Cina Indonesia (ECI) wolk out. ECI menolak Sumpah Pemuda.

Pao An Tui menolak pula kemerdekaan Indonesia. Titik puncak penolakannya ia bekerjasama dengan Kapten Raymond Wensterling membantai 40.000 rakyat Sulsel di Lapangan Karebosi, Makassar. Kasus lain di Karawang, Surabaya, Semarang, Bandung, Medan, Pontianak dan seterusnya. Pada tahun 1965 melakukan Kudeta G30S/PKI/1965 dipimpin Mao Tse Tung. Ia mengontrol Siauw Giok Thjan Ketua Bapperki (Ormas ECI) dan DN Aidit Ketua PKI. Sekarang aktor barunya Xi Jinping diduga keras merompak kemenangan pilpres Prabowo-Sandi untuk Jokowi-Ma’ruf melalui kecurangan IT CK.

Baca juga: Kematian Anggota KPPS, Ironi Sebuah Negara Demokrasi

Baca juga: Pemerintahan yang Dibangun dari Kecurangan Bakal Digulingkan Rakyat

Menurut Kemenkes, sebanyak 527 Petugas KPPS meninggal dunia dan 11.239 orang sakit diduga mereka mengetahui teknis kecurangan pilpres sehingga mereka dibunuh. Dalam istilah keamanan, dead drop. Selanjutnya, Brimob diduga menyerang kelompok pemrotes pilpres di Bawaslu tanggal 21-22 Mei 2019 mengakibatkan korban luka luka 897 Orang (Dinkes DKI). Sebanyak 16 orang meninggal dunia termasuk data dari beberapa daerah di Indonesia.

Baca Juga:  Apakah Orban Benar tentang Kegagalan UE yang Tiada Henti?

Sebenarnya, tidak cukup alasan Kamnas agar Brimob bertindak brutal dan sadis seperti itu. Pemrotes bukan musuh negara! Mereka hanya sekelompok orang yang bergerak menyampaikan aspirasi bahwa pilpres 17 April 2019 itu tidak dilaksanakan secara luber dan jurdil oleh KPPS, KPU, Bawaslu dan tampaknya kelak menyusul dukungan dari MK menolak gugatan dari Prabowo-Sandi.

Pertarungan Aliansi Suci dan Aliansi Iblis berimplikasi buruk pada jatuhnya NKRI ke tangan pemenang Aliansi Iblis, CK. Ibarat Bubu CK berisi sebelah Kelapa di dalamnya untuk memerangkap Kepiting di Laut. Setelah seekor Kepiting masuk dan asik makan Kelapa tak bisa keluar dari Bubu CK. Kasus nasib Kepiting ini ibarat nasib Jokowi menerima usulan pinjaman utang dari CK sekehendaknya. Selanjutnya Jokowi tak mampu keluar dari lilitan hutang CK.

Akibatnya, Jokowi secara sadar atau tidak sadar masuk dalam perangkap Aliansi Iblis pimpinan Xi Jinping, CK. Aliansi Suci (AS, Inggris, Canada, Australia, Perancis, Jerman, Jepang, Korsel, Russia, Belanda) sepertinya pernah juga menekan Indonesia. Namun, tidak dalam rangka menganeksasi NKRI. Beda dengan Aliansi Iblis mau menganeksasi NKRI menjadi bagian dari imperiumnya. Aktor utamanya Xi Jinping, CK. Dengan begitu, bagaimanapun Aliansi Suci jauh lebih berfaedah bagi tetap tegaknya NKRI dari pada Aliansi Iblis yang kelak melucuti kuasa pribumi atas NKRI.

Related Posts

1 of 3,049