Berita UtamaFeaturedPeristiwa

Aliansi Mahasiswa Anti Komunis Terus Galang Dukungan Tolak Pendukung PKI

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Setelah sebelumnya, pada Sabtu, 16 September 2017 seminar pendukung PKI di Gedung LBHI di Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat berhasil dibubarkan, kembali pada 17 September 2017 di lokasi yang sama, kegiatan pro Komunis kembali dilanjutkan. Hal ini kemudian memicu demo menentang pendukung PKI kembali pecah.

Dimana Minggu malam ribuan massa mendatangi gedung LBHI dan meminta agar kegiatan pro PKI dibubarkan. Demo yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Komunis kali ini dilakukan hingga malam hari. Pasalnya, kegiatan di Gedung LBHI berjalan hingga petang.

“Setelah dibubarkan secara paksa seminar pro PKI kemarin oleh aparat kepolisian, sekarang mereka melaksanakan lagi kegiatan yang sama dalam bentuk menyanyikan lagu Genjer-Genjer yang merupakan lagu kebanggaan komunis dan lagu komunis lainnya,” ujar Kordinator Aksi Rahmat Himran, Minggu malam (17/9/2017) di Jakarta.

Namun saat di lokasi, Himran menjelaskan di sana jumlah aparat kepolisian bersama panitia pro komunis ternyata lebih banyak. Untuk itu dirinya mengajak kawan-kawan aktivis lainnya bergabung mendesak agar kegiatan mendukung PKI di LBHI dibubarkan.

Baca Juga:  Wabup Nunukan Hadiri Rembug Stunting dan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim

“Kawan-kawan aktivis, kami di sini kalah jumlah dengan aparat kepolisian serta panitia pro komunis. Dengan ini saya mengajak kawan-kawan aktivis dimana pun berada agar sekarang segera menuju ke kantor LBH Jakarta. Kita akan bergabung bersama dalam aksi melawan komunis,” perintah Himran melalui pesan berantainya.

Bahkan dirinya mengaku tidak akan pergi meninggalkan lokasi dan siap menginap di sana, jika acara pro komunis itu tak dibubarkan. “Kita akan demo sampai acara tersebut bubar. Siap nginap jika memungkinkan,” tegasnya.

Massa berdatangan menentang seminar pro PKI/Foto Istimewa/Nusantaranews
Massa berdatangan menentang seminar pro PKI/Foto Istimewa/Nusantaranews

Sebagaimana diketahui, penentangan seminar di LBHI ini bukan karena menyangkut soal izin sebagaimana yang disampaikan polisi, melainkan menyangkut tentang PKI itu sendiri. Sesuai dengan Tap MPR, PKI dan komunis merupakan paham terlarang di Indonesia.

PKI sebagai sebuah entitas politik dengan ideologi Marxis-Leninis memiliki cita-cita bersama untuk menguasai Indonesia dengan menggantikannya ideologi komunis. Kendati kudeta yang dilancarkan mereka di Indonesia pada tahun 1948 dan 1965 gagal, bukan berarti kaderisasi mereka tidak jalan.

Baca Juga:  Diduga Pengemudi Mabuk, Mobil Avanza Seruduk Warung Bakso, Satu Orang Meninggal

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir kelompok pendukung komunis di tanah air semakin menguat. Dimana kata Aktivis Tionghoa Zeng Wei Jian mengatakan bahwa setiap bulan September para pendukung PKI memiliki ritual tahunan berupa seminar-seminar, simposium, orasi, teatrikal dan pemutaran film yang sifatnya pro PKI terus masif dilakukan. Adapun misi yang dibangun adalah menciptakan sentimen terhadap Soeharto dan TNI AD.

“Mereka bilang PKI ngga salah. Pak Harto dalang G30S. Mereka bikin stigma sejarah dibikin jenderal yang menang. Narasi baru hendak diciptakan. Sejarah versi mereka. Pak Harto dan TNI divonis salah,” ungkap Zeng Wei.

Mereka juga menuduh ada pemalsuan dan manipulasi sejarah versi Orde Baru atas peristiwa 1965. Mereka ingin, sejarawan dan akademisi, aktivis sosial, serta korban/penyintas 65, mau mengikuti versi sejarah yang mereka seminarkan, bahwa PKI tidak bersalah. Mereka beralasan perlu adanya resolusi bagi pengungkapan kebenaran sejarah atas peristiwa1965.

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts