NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Tragedi Kanjuruhan yang menelan 125 korban jiwa dan ratusan suporter Aremania luka-luka setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya membuat semua pihak tercengang.
Kondisi ini tidak terlepas dari kesalahan panitia dan bagian pengamanan event sepakbola dan sikap represif aparat keamanan yang kurang mematuhi Standart Operasional Prosedur (SOP).
Ketua Umum Aliansi Cinta NKRI, Ahmad Zazuli mengatakan, sosok yang paling bertanggung jawab dalam kejadian tersebut adalah Kapolres Malang dan Kapolda Jawa Timur.
Ia jelaskan, kerusuhan ini adalah bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM. Untuk itu pihaknya mendesak pemerintah khususnya Presiden Jokowi dan Kepolisian khususnya Kapolri, agar membentuk satuan tugas khusus (Satgassus) untuk menyelidiki tragedi ini.
“Anggota kepolisian sudah melakukan kesalahan SOP. Untuk itu perlu tim khusus dan melibatkan beberapa pihak seperti BIN, BAIS, dan profesional dalam tragedi Kanjuruhan ini sampai tuntas. Sehingga siapapun yang salah bisa ditindak dengan tegas yang melakukan kesalahan SOP menembakkan gas air mata di dalam tribun 1 sampai dengan 14,” tegas Zazuli, Senin (3/10).
Tembakan gas air mata ini lanjutnya, menyebabkan kepanikan dan desak-desakan. Sehingga mengakibatkan banyaknya orang terinjak-injak dan kehabisan oksigen, yang mengakibatkan dari 448 korban itu, sebanyak 302 orang di antaranya mengalami luka ringan, 21 orang luka berat, dan 125 orang meninggal dunia.
“Dalam Peraturan FIFA Stadium Safety and Security Regulations, Penggunaan Gas Air Mata sebenarnya dilarang. Pada Pada pasal 19b tertulis, No Firearms orang “crowd control gas” Shall be carried or used’ atau bisa diartikan senjata api atau gas, untuk mengontrol kerumunan dilarang dibawa serta digunakan,” jelas Cak Jaz.
Cak Jaz harap, Ketua PSSI, Kapolres Malang dan Kapolda Jatim sadar diri akan keteledorannya ini. Menurutnya ketiganya lebih baik mengundurkan diri agar kepercayaan masyarakat kepada intansi tersebut tetap terjaga.
“Kami meminta kepada pengurus PSSI untuk mengundurkan diri dari PSSI serta meminta Kapolri untuk mencopot Kapolres kabupaten Malang dan Kapolda jatim, atas tragedi Kanjuruhan karena kejadian ini,” pungkas pria kelahiran Pujon Malang ini.
Ia berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi dalam cerita persepabolan tanah air. Oleh karenanya, ia menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya suporter Aremania-aremanita akibat korban kerusuhan pertandingan sepak bola antara Arema Malang dan Persebaya Surabaya yang terjadi pada hari Sabtu di stadion Kanjuruhan, Malang ( 1/10).
“Kami Aliansi cinta NKRI menyampaikan bela sungkawa atau korban meninggal atau korban luka-luka. Kami juga mengecam keras tragedi meninggalnya suporter Arema di Liga 1 dan juga beberapa aparat keamanan di pertandingan Arema Vs Persebaya dengan Skor 2-3,” tuturnya. (Setya)