Mancanegara

Aliansi Bolivarian Menang Telak Dalam Pemilu Parlemen Venezuela

Aliansi Bolivarian menang telak dalam pemilu parlemen.
Aliansi Bolivarian menang telak dalam pemilu parlemen/Foto: Presiden Venezuela Nicolas Maduro

NUSANTARANEWS.CO, Caracas – Aliansi Bolivarian menang telak dalam pemilu parlemen. Presiden Venezuela Nicolas Maduro langsung memberikan selamat kepada aliansi sosialis Simon Bolivar Great Patriotic Pole atas kemenangannya. Dalam pidato yang disampaikannya melalui siaran televisi, pada hari Senin (7/12), Maduro menyebut hal ini adalah kemenangan besar yang tidak diragukan dalam praktek demokrasi.

Menurut hasil awal yang diterbitkan oleh Dewan Pemilihan Nasional, setelah 82 persen suara dihitung, aliansi Patriotik Simon Bolivar menang telak dengan 67,6 persen suara. Sedangkan kelompok partai oposisi, Aliansi Demokratik hanya memperoleh 17,95 persen suara.

Hasil pemilu ini membuat Maduro berhasil mengendalikan Majelis Nasional, yang tadinya dikuasai oposisi pimpinan Juan Guaido, politikus Venezuela dukungan Amerika Serikat (AS) yang melakukan kudeta gagal.

Pada hari Minggu, warga Venezuela memilih 277 anggota Majelis Nasional untuk masa jabatan lima tahun dari 5 Januari 2021 hingga 5 Januari 2026. Sebanyak 14.400 kandidat dari 107 partai politik mencalonkan diri.

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

Sementara kelompok oposisi bentukan AS dan Barat memboikot proses pemilu tersebut karena mereka tidak memiliki peluang untuk memenangkannya. AS sendiri terus “berperang” tanpa henti terhadap Venezuela sejak pemilihan Hugo Chavez Desember 1998.

Kemenangan telak aliansi pendukung Presiden Maduro dalam pemilihan Majelis Nasional langsung diklaim curang oleh AS dan sekutunya.

Dalam pidato yang disiarkan televisi secara nasional pada pukul 01.45 waktu setempat, Maduro berkata “Kita telah memulihkan Majelis Nasional dengan suara mayoritas rakyat Venezuela. Ini adalah kemenangan besar tanpa keraguan bagi demokrasi.”

“Mulai hari ini, era baru lahir di Venezuela, dan kami memberi diri kami kesempatan untuk memulai proses yang benar-benar demokratis untuk pemulihan tanah air tercinta kami.”

“Pemungutan suara hari ini adalah suara perlawanan dan kedaulatan bahwa Venezuela bukan koloni siapa pun, bahwa Venezuela adalah negara yang merdeka, berdaulat, dan merdeka.”

Tidak seperti pemilu di AS dan Barat, proses pemilu di Venezuela berlangsung terbuka, bebas, dan adil. Pemantau internasional dapat mengamati berbagai hal tanpa hambatan. Perwakilan dari PBB, CARICOM, Uni Afrika, Dewan Ahli Pemilihan Amerika Latin (CEELA), Rusia, Iran, dan negara lain berada di Venezuela saat pemilihan pada hari Minggu.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Mantan presiden regional Evo Morales, Rafael Correa, dan Manuel Zelaya terlibat sebagai pengamat. Uni Eropa tidak mengirimkan pengamatnya sebagai wujud setia kawan terhadap kepentingan AS (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,049