HukumPeristiwaTerbaru

Ali Taher: Kekerasaan Bukan Budaya Kita

NUSANTARANEWS.CO – Ketua Komisi VIII Ali Taher mengatakan apapun alasannya, kekerasan bukanlah budaya negeri. Karena itu, ia menyatakan bahwa peristiwa bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan adalah perbuatan yang melanggar prinsip-prinsip kebebasan beragama.

Agama, kata Ali, mengajarkan nilai-nilai kemanusian dan perdamaian, serta kenyamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Maka kerukunan umat beragama itu menjadi sangat penting,” katanya.

Karena itu, masing-masing umat beragama diminta untuk saling menumbuhkan rasa persaudaraan dan menghindari gesekan-gesekan sosiologis. Bahkan, tidak hanya antara satu agama dengan agama lainya, tetapi antar komunitas dalam satu agama pun kerap terjadi gesekan.

Pemerintah, lanjut Ali, juga harus terus menerus membina mengarahkan membimbing dan mengayomi bahkan melayani kepentingan-kepentingan umat beragama secara proporsional. Adapun  arah pembinaan umat beragama itu seyogyanya dapat meningkatkan kualitas beragama, penghayatan keimanan dan penghayatan ilmu keagamaanya.

“Kemudian berkaitan dengan ajaran keagamaannya prinsip-prinsip kebersamaannya,” kata dia.

Baca Juga:  Dukung Duet Gus Fawait-Anang Hermansyah, Partai Gelora Gelar Deklarasi

Sementara itu, pembinaan dilingkungan keluarga juga tidak boleh luput. Sebab, setiap tindakan kejahatan yang dilakukan setiap orang itu ada keterkaitan dengan keluarga.

Perhatian dari orang tua dengan membangun akses-akses pembinaan seperti ke sekolah dan tempat ibadah juga harus dimonitor. Hal ini sebagai bentuk pengawasan orang tua kepada putra-putrinya.

“Media sosial itu penting diawasi juga. Nah ini peran pemerintah lewat situs-situs itu supaya diseleksi mana yang baik mana yang tidak, seusia dengan kebutuhan pembangunan nasional kita,” tukasnya. (Rafif)

Related Posts

No Content Available