Peristiwa

‘Akui’ Yerusalem Ibukota Israel, Penerbit Yudhistira Minta Maaf

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Di tengah-tengah gegap gempita masyarakat internasional, terutama dunia Islam, menentang keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, Penerbit Buku Yudhistira justru membuat publik terhenyak.

Penyebabnya, Yudhistira memuat Yerusalem adalah ibukota Israel dalam Buku Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas 6 SD. Dalam buku tersebut Yudhistira menulis, Israel adalah salah satu negara di Asia Barat yang beribukota Yerusalem dengan luas (km2) 20.720.

Dasar Yudhistira menuliskan itu ialah sumber dari internet world population data sheet 2010 seperti diakui Kepala Penerbitan Yudhistira Dedi Hidayat melalui surat pemberitahuan yang diterima wartawan, Rabu (13/12/2017).

Internet world population data sheet diketahui merupakan biro referensi kependudukan (The Population Reference Bureau) yang menginformasikan keberadaan penduduk di seluruh dunia. Presiden & CEO-nya adalah Jefrey Jordan.

Dalam suratnya tersebut, Dedi mengaku tidak mengetahui Yerusalem belum diakui internasional sebagai ibukota Israel. Padahal, dalam beberapa sumber disebutkan Tel Aviv adalah ibukota Israel secara de facto dan de jure sejak 1948.

Baca Juga:  Banyaknya Hoax Gempa Tuban, Ini Pesan Khofifah

Celakanya, Yudhistira juga menulis Palestina tidak ada ibukotanya. Parahnya lagi, Buku itu telah melalui evaluasi Kemendikbud pada 2008 silam.

Akibat kesalahan ini, Dedi mengatakan Penerbit Yudhistira meminta maaf kepada masyarakat atas kekeliruan mereka dalam memberikan informasi yang dimuat di buku yang dikonsumsi anak sekolah di seluruh pelosok Indonesia itu.

“Kami akan melakukan perbaikan atau revisi isi buku tersebut pada cetakan berikutnya,” kata Dedi.

Buku terbitan Yudhistira yang baru diketahui publik ini tentu membuat terkejut. Sebab, masyarakat internasional, terutama dunia Islam, saat ini tengah sibuk menggalang aksi menentang keputusan Presiden Trump terkait Yerusalem. Indonesia sendiri, Presiden Joko Widodo diketahui juga menentang keputusan sepihak Trump tersebut. (red)

Editor: Redaktur

Related Posts

1 of 23