Terbaru

Aku Menunggumu di Persimpangan Jalan, Kasih Tanpa Suara

falsafah rindu, hikayat najwa, puisi karya, bj akid, kumpulan puisi, puisi indonesia, nusantaranews
Falsafah Rindu, Hikayat Najwa. (Foto: Istimewa)

Aku Menunggumu di Persimpangan Jalan

Pada dentang lonceng waktu
Bukan angka yang meneteskan
Detik dan menit di atas meja kopi
Menunggu hari-hari panjang menuju revolusi
Telah ku tatap kesana kemari
Tak ada melambai dan senyum yang kekal
Ketika ku hafal wajah-wajahmu
Berjalan hanya mencipta bayang-bayang
Diantara bulu mata

Biarkan waktu tak seulas dengan senyummu hari ini
Menunggu di persimpangan jalan
Kan ku nikmati cintamu dalam sunyi
Ketika berjalan menjahui resah dalam dada
Dan baying-bayang membuktikan rasa
Hingga ku rasa memuja dalam cinta

Lubsel, 2019

Kasih Tanpa Suara

Beribu kata
Aku harus cakap diantara kita
Mendengar kasih tanpa suara
Dengan bayang-bayang menjungjung
Dalam sajak-sajak
Tersekat dalam pesona
Hingga sewaktu kata masih ada
Menabur kasih tanpa suara

Lubsel, 2019

Di Seberang Jalan

Di seberang jalan
Aku melihat baying-bayangmu
Bertembangan diantara trotoar yang hitam
Membuat segala tampak kekal
Setiap kali aku bergelayut diantara bayang-bayang rindu
Yang hinggap di dahan waktu
Maka, sajak-sajakku yang puatang ku tulis kembali
Sebab, karena rindu yang terus memburu
Tapi, aku akan dapati warna-warni kerinduan dalam hati
Hingga terberai dalam cinta sejati

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Lubsel, 2019

Sajak Malam

Aku mencelma malam di sudut kamar
Duduk terdiam ngilu
Menjadikan sajak-sajakku lebih berarti
Tapi, bila rindu terus menghantui
Pada tubuhku yang gemulai dengan malam.
Di atas ranjang hanyalah lembaran kertas
Berserakan di mataku
Diam tidak kata
Yang nyaris, mati dalam perkataan
Sebab rasa rindu membuatku
Hilang perkataaan dalam sajakku
Maka, riuh gentangan jam berputar cepat
Kan ku catat diksi-diksi yang nyaris tiphoghrapy
Hingga sajak-sajakku berarti sampai waktu.

Lubsel, 2019

Padamu

Sesempat itukah kau masih ada
Bertahan dalam cinta setia
Membuatku kekal padamu semata
Seberkas bunga aku mengenggam cinta diantara kita
Sebab cinta kita seperti warta mawar
Yang selalu ada mempertahankan

Lubsel, 2019

Rahasia

Sepanjang waktu
Aku kembali sunyi
Berdasik-desik pelan
Akan rahasia diantara kita
Melihat daun-daun basah membuatku mengerti tiba-tiba
Aku marasa diburu-buru di sepanjang waktu
Sampai membuatku ambigu
Tapi, rahasia itu kan bermuat di akhir waktu.

Lubsel, 2019

Bacot-bacot

Pada kegelapan menyekap kata di ruang hampa
Bercakap dengan keras kepala
Dan mengerdip serpihan air mata
Lalu tiba redah tak ada kata
Tak ada bertanya akan bunga-bunga benua pada bulan purnama
Menanti cakap diluar cahaya.

Baca Juga:  Wacanakan Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024, Golkar Sebut Ganjar Kurang Legowo

Lubsel, 2019

 

Lilin Kecil

Pada kegelapan aku memanggil-manggil namamu
Cahaya lilin kecil yang membuat baying-bayangmu bertembangan
Seperti penerang jaln yang buram
Pada langit aku tatap
Ingin menggapai bintang-bintang yang penuh pesona
Hingga berbinar di dalam dada
Seuntai rasa meraih cinta dan bahagia

Pada kegelapan
Ku kejar baying-bayang mengkhayal tanpa pesan
Meski kadang membuat derita kehidupan
Kan ku rasakan pada luasnya harapan.

Lubsel, 2019

Mutiara Cinta

Telah kudapi kembali
Mutiara-mutiara cinta pada dasar hati
Membalut cinta pada mlam yang sunyi
Kunikmati syair-syair cinta sejati
Hinngga mengalir sampai hilir
Pada luasnya samudera cinta
Sebab kan kutanamkan rasa dalam dada
Dengan senanduung cinta
Maka aku merasa jiwa berkuasa dalam aluanan mutiara cinta.

Lubsel 2019

Pagi

Aku merasa sepi
Saat pusi-puisi tak kungjung abadi
Pagi,seiring dengan sepi
Menjadikan diksi-diksi yang nyaris thipoghrapy
Akankah sepiu kan menjadikan diksi dalam puisi
Sebab duduk sendiri dan tumpukan baju kotor yang senng
Kali merasan geli
Maka puisi-puisi aku menunggumu dalam redaksi.

Baca Juga:  Bupati Nunukan dan BP2MI Tandatangani MoU Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

Lubsel 2019

Aku Kamu

pada waktu
aku tak penah mengawatirkanmu
pada saat tak jumpa
karna ku tahu hal baik kan datang sesuai waktu

akuu encnttaimuu sebagaimana aku menccintai diksi,
aku merrindukanmu sebagaimana merindukan puisi-puisi
maka ku tak ingin melupakanmu sebagaimana hamba pada tuhannya
maka bersenangla
percayalah
sebab kan tiba dimana cina dihujani do`a oleh sang semesta.

Lubsel 2019

Cinta Indonesia

Pada kegelapan
Aku terseduh manisnya sejarah masa lampau
Hingga menyeruk dalam dada
Menjelma air mata kesejahteraan

Serasa indonesia merdeka teguhnya dalam dada
Menjadikan bangsa lebh berharga dari rekayasa citra
Maka selamakan bangsa
Dari kekerasan para penjajah
Bertindak tegas demi indonesia
Sebab berdaulat dalam keadilan
Membuktikan asa,indonesia merdeka
Hingga sejahtera aman dan sentosa.

Annuqayah 2019

 

 

 

 

 

 

Penulis: Rusdi, nama lengkap Muhammad Rusdi, asal Dungkek Sumenep, santri PP Annuqayah Lubangsa Selatan, sekolah di MA Tahfd Annuqayah dan bergiat di Sanggar Basmalah dan iksandalka PP Annuqayah Lubangsa Selatan

Related Posts

1 of 3,052