Puisi Ferdi Albahar
Ta’aruf
dalam genggaman tahajudku
tengadah tangan bermunajat dalam doa
melantunkan secercah syair cinta kepada Rabb
menjelang subuh menyingsing
sampai kugulung sajadahku
sebelum embun mencium kening dedaunan
kumantapkan langkahku untukmu
dalam ridho malaikat-malaikat tak bersayap
antara kau dan aku yang akan menjadi kita
bersabarlah untuk merajut waktu
kupercaya kau masih berada dalam genggaman-Nya
Purbalingga, 28 April 2018
Di Balkon
dibalik pintu
langit biru tua
awan-awan menggulung kesedihan
menyembunyikan senja yang biasa pamit pulang
aku menatap kosong
dan kini langit berubah hitam pekat
merengkuh kesepian
lampu desa memrotes gelap
langit memilih meneteskan air matanya
mendahului aku yang mulai sesak nafas
ku dengar gagang pintu berderik
ternyata pengurus pondok menyalaminya
menatap sinis sembari berkata :
“cepat turun, ini sudah maghrib !”
Purwokerto, 23 April 2018
Aku
aku
adalah deretan rahasia
di depan cermin yang lugu
aku
adalah kepingan waktu
yang menyulam kenanganmu
aku
adalah segudang puisi
tanpa perlu kukatakan padamu
Purwokerto, 24 April 2018
Kau
kau itu hujan
sedangkan dingin perilakunya
berkecamuk dihati yang mudah luruh
kau itu api
kecilnya jadi kembang api
remajanya hangatkan diri
dewasanya menyulut kemarahan
kau itu angin
yang kadang mendekapku sejuk
tanpa perlu permisi
kau itu air
tetesannya tak sabar ingin lekas kutampung
genangannya menenangkan
namun arusnya hanyutkan perasaan
Purwokerto, 25 April 2018
Ferdi Albahar lahir di Purbalingga 22 Februari 2000 beralamat di desa Limbangan Rt 02/01 kecamatan Kutasari, kabupaten Purbalingga. Sekarang sedang menempuh pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, program studi Pendidikan Agama Islam. Ferdi Albahar adalah seorang santri di Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto yang aktif di Komunitas Pondok Pena dan sekarang bergiat di SKSP (Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban) IAIN Purwokerto. Puisinya masuk dalam buku Antologi Pilar Puisi 4, Antologi Masa Lalu di Depan, dan Antologi Jodoh. Pernah meraih juara dua lomba baca puisi di pesantrennya. Anak kedua sekaligus terakhir ini memiliki cita-cita menjadi seorang penulis sekaligus menjadi seorang guru.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]