Rubrika

Aktivis Milenial Gelar Semas Kampanye Hemat Energi Melalui Literasi

Dosen Sosiologi Fakultas Humaniora UIN Yogyajkarta, Bernando J Sujibto (Tengah) dan Pemerhati Migas di Yogyakarta, Ahmad Salehudin (Kanan). (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Muchlas Jaelani)
Dosen Sosiologi Fakultas Humaniora UIN Yogyajkarta, Bernando J Sujibto (Tengah) dan Pemerhati Migas di Yogyakarta, Ahmad Salehudin (Kanan). (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Muchlas Jaelani)

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Himpunan Aktivis Milenial (HAM) Indonesia menggelar kegiatan Seminar Nasional (Semnas) bertajuk “Sinergi Mahasiswa dalam Mengawal Prospek Ketahanan Energi Nasional” pada Selasa, (12/03/2019). Kegiatan yang dihelat di Gedung Teatrikal Library UIN Yogyakarta itu dihadiri ratusan mahasiswa lintas kampus dan pemuda di Kota Gudeg itu.

Hadir sebagai pembicara pada kegiatan diskusi ilmiah ini pemerhati kepemudaan sekaligus dosen Sosiologi Fakultas Humaniora UIN Yogyajkarta, Bernando J Sujibto. Hadir pula narasumbe, akademisi dan pemerhati Migas di Yogyakarta, Ahmad Salehudin. Selain itu, partisipan pada kegiatan itu notabene dari kelompok OKP dan simpul mahasiswa di Jogja.

Dalam paparannya, Bernando menjelaskan pentingnya pikiran inovatif dari kalangan muda-mahasiswa untuk memajukan sektor energi. Bagi dia, mahasiswa memiliki elan vital dan tanggungjawab yang sama demi mewujudkan agenda ketahanan dan kedaulatan energi nasional.

“Mahasiswa selalu memiliki alternatif yang bisa disumbangkan kepada negara, di sektor migas misalnya. Cadangan energi kita beberapa puluh tahun lagi akan ludes. Potensi mahasiswa hari ini adalah membantu menemuak variasi cadangan alternatif terbarukan,” terang BJ.

Baca Juga:  Polres Pamekasan Sukses Kembalikan 15 Sepeda Motor Curian kepada Pemiliknya: Respons Cepat dalam Penanganan Kasus Curanmor

Dijelaskan BJ, sumber energi menjadi lokomotif utama penggerak sektor lain di Indonesa, baik ekonomi, sosial, bahkan politik. Karena itu, mengenalkan literasi energi kepada setiap mahasiswa lintas jurusan menjadi kunci utama ketertarikan mereka pada diskursus energi.

” Literasi energi penting untuk mengenalkan dan mengakrabkan mahasiswa terhadap diskursus ketahanan dan kedaulatan energi. Literasi energi bisa memangkas disparitas jurusan akademik. Karena literasi energi akan mengunggulkan polemik diskusi yang setiap waktu akan memantik pikiran mahasiswa lintas jurusan,” terang alumnus Selcuk Universty Turkey itu.

Agenda Hemat Energi

Meski demikian, menurut Ahmad Salehudin, bayang-bayang darurat sumber energi di Indonesia mulai kentara. Kajian soal energi terbarukan, lanjutnya, musti menjadi perhatian akademis setiap perguruan tinggi. Pasalnya, energi menjadi item utama penggerak sumber kehidupan ekonomi dan sosial publik.

“Bagaimana kita membayangkan aktifitas akademik di kampus dan sekolah tanpa listrik? Bagimana mobilitas laju ekeonomi kita tanpa BBM? Contoh kecil itu menunjukkan betapa negara akan lumpuh tanpa sokongan energi. Kedaualatan itu, dimulai sejak dalam pikiran dan bangku sekolah,” jelas Salehudin.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Karena itu, menurut Salehudin, agenda hemat energi mesti terus digaungkan oleh setiap kalangan untuk menekan angka penggunaan energi yang tidak perlu. Kampanye hemat energi menjadi alternatif utama untuk mensosialisasikan agenda ketahanan energi nasional.

“hemat energi itu bukan irit. Beda. hemat energi berrati menggunakan keperluan energi sesuai kebutuhan dengan sambil lalu memikirkan alternatif lain. Karena itu, mahasiswa memiliki peran siginifkan dalam rangka mengkampanyekan hemat energi dan inovasi energi lain yang terbarukan,” pungasnya. (Muchlas Jaelani)

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,148