Politik

Aktivis Islam Ditangkap Sebelum Aksi 313, IPW Anggap Polisi Arogan

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Polda Metro Jaya telah menangkap Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khaththath bersama empat rekannya pada Kamis (30/3/2017) dini hari, menjelang aksi 313. Hal ini disinyalir persis seperti penangkapan sebelas tokoh pada Aksi 212.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan, penangkapan yang dilakukan jajaran Polda Metro Jaya terhadap kelompok Islam yang akan melakukan demo merupakan tindakan arogan kepolisian yang membingungkan publik. Apalagi alasan penangkapan itu disebut bahwa akan melakukan aksi makar.

“IPW mendesak polisi perlu menjelaskan secara transparan aksi makar seperti apa yang akan mereka lakukan. Sebab beberapa waktu lalu Polda Metro Jaya juga sudah menangkap sejumlah tokoh kelompok nasionalis dengan tuduhan makar,” ujar Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (31/3/2017).

Menurut Neta, polisi sekarang yang kembali menangkap sejumlah tokoh Islam dengan tuduhan makar. Jika mengikuti pola pikir Polda Metro Jaya ini berarti ada dua kelompok yang hendak melakukan makar. Yakni, kata Neta, kelompok nasionalis dan kelompok agama.

Baca Juga:  Aliansi Pro Demokrasi Ponorogo Tolak Hak Angket Pemilu 2024

“Polisi harus menjelaskan secara transparan bagaimana nasib BAP kasus makar terhadap tokoh-tokoh nasionalis itu dan bagaimana nasib BAP tokoh-tokoh Islam yang dituduh makar dan sudah ditangkapi itu nantinya,” kata Neta.

Ia menilai, apa yang dilakukan Polda Metro Jaya akhir-akhir ini sangat membingungkan. “Ada apa dengan polisi. Jangan sampai polisi dituduh memihak salah satu calon Gubernur Jakarta dan hanya karena ada pihak tertentu yg mendemo calon gubernur itu, polisi langsung main tangkap dengan tuduhan makar,” ungkapnya.

Untuk itu, Neta meminta polisi segera melimpahkan BAP kasus makar sebelumnya agar bisa dituntaskan dan dibuktikan di pengadilan.

“Apakah tuduhan polisi terhadap mereka benar sesuai faktanya atau hanya reka-rekaan polisi untuk melakukan kriminalisasi tokoh-tokoh kritis dan sekaligus berpihak pada cagub tertentu,” tutur Neta.

Reporter: Richard Andika

Related Posts

1 of 17