Berita UtamaEkonomiHukumPolitik

Aksi Nekat Petani Semen Kaki Bukti Nyata Pemerintah Tak Hadir

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Aksi demonstrasi sejumlah petani dari Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, yang nekat menyemen kakinya sangatlah membuat prihatin. Ironisnya, meski sudah satu pekan aksi tak lazim tersebut dilakukan, pemerintah seakan abai dan tak mempedulikan kondisi mereka. Pemerintah yang selama ini sering berteriak pro wong cilik seakan diam seribu bahasa.

Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy Prabowo, mengaku sangat menyesalkan hal tersebut. Ia mengungkapkan tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa sejumlah ibu-ibu petani akan berani melakukan aksi nekat tersebut.

“Pemandangan ini pertanda koordinasi pemerintah di tingkat bawah tidak berjalan dengan baik. Negara seperti tidak hadir di tengah mereka,” ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Kamis (23/3/2017).

Untuk itu, Edhy pun berharap pemerintah dapat segera bertindak menyikapi aksi warga Kendeng tersebut. Ia meminta Pemerintah harus mencari solusinya sesegera mungkin. Jangan sampai rencana pendirian pabrik semen lebih membawa banyak hal negatifnya ketimbang manfaatnya.

“Untuk apa pembangunan dilakukan bila rakyatnya menderita. Karena sejatinya hakikat dari pembangunan adalah dampak kesejahteraan rakyat, bukan penderitaan,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Baca Juga:  Jamin Kenyamanan dan Keselamatan Penumpang, Travel Gelap di Jawa Timur Perlu Ditertibkan

Menurut Edhy, aksi sejumlah ibu-ibu petani yang rela menyemen kakinya selama berhari-hari menunjukan bahwa mereka peduli dan melakukannya demi masa depan keturunan anak cucu mereka serta kelestarian alam di sekitarnya.

“Mereka tidak ingin sumber mata air di kawasan Rembang, Blora, Pati dan Grobokan yang selama ini menjadi tercemar dan ternoda karena pendirian pabrik semen,” katanya.

Oleh karena itu, Edhy menegaskan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah segera bersikap agar aksi para petani dapat segera berakhir, serta keberpihakan terhadap ‘wong cilik‘ dan petani menjadi nyata, bukan sekadar kata-kata. (DM)

Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 60