Mancanegara

Aksi Adu Massa Mengguncang Perancis

rompi kuning, protes perancis, syal merah, demonstran perancis, protes pajak, massa adu massa, adu massa, demonstrasi perancis, nusantaranews
Massa gerakan Syal Merah Perancis. (Foto: REUTERS/Benoit Tessier)

NUSANTARANEWS.CO – Aksi adu massa mengguncang Perancis. Menjelang akhir 2018 lalu aksi protes besar-besaran mengguncang Perancis yang dilakukan gerakan massa menggunakan Rompi Kuning. Para demonstran memblokir jalan dan depot bahan bakar. Akibatnya, kemacetan dan kelangkaan bahan bakar sempat mendera Perancis.

Massa gerakan Rompi Kuning tercatat beberapa kali bentrok dengan polisi anti huru hara Perancis karena mereka membakar mobil, merusak toko-tokoh dan restoran. Puluhan ribu demonstran mengguncang Paris dan ratusan ribu lainnya bergerak di seluruh negeri memprotes tingginya biaya hidup dan reformasi ekonomi yang dijalankan oleh presiden Perancis Emmanuel Macron.

Peristiwa kerusuhan yang masif seperti itu dapat saja berubah menjadi revolusi pada abad 21.

Baca juga: Teken Kerjasama Baru, Perancis-Jerman Sepakat Bentuk Tentara Eropa

Gerakan demonstrasi ini memang dipicu oleh sistem pajak yang memberatkan yang tidak sepadan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat sehingga orang-orang yang merasa frustasi, terutama kaum muda, menuntut sebuah perubahan yang lebih adil.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Seperti semua pemberontakan masal spontan yang mewarnai sejarah Perancis di zaman feodal, pemberontakan Rompi Kuning awalnya dipicu oleh pajak, terutama kebijakan pemerintah Perancis yang menaikan pajak bahan bakar gas dan solar yang secara langsung berdampak terhadap kelas pekerja dan kelas menengah ke bawah yang bergantung pada mobil mereka untuk mencari nafkah.

Yang jelas orang-orang menginginkan perubahan dan keadilan. Uniknya mereka bisa bersatu dan bergerak tanpa pemimpin, mereka tergalang secara unik melalui transmisi internet dan media sosial. Mengulangi sejarah panjang pemberontakan rakyat melawan penguasa mereka yang tidak adil.

rompi kuning, protes perancis, syal merah, demonstran perancis, protes pajak, massa adu massa, adu massa, demonstrasi perancis, nusantaranews
Massa gerakan Rompi Kuning Perancis. (Foto: REUTERS/Stephane Mahe)

Rompi Kuning muncul di tengah kekosongan hegemoni kelas politik Perancis, kenyamanan media sosial dalam pengorganisasian, dan keinginan penyaluran aspirasi demokrasi partisipatoris yang kemudian menjelma menjadi pemberontakan sejarah mutakhir, di mana sesuatu yang baik mungkin muncul.

Berikut sejumlah kelurah massa Rompi Kuning yang kemudian diangkat menjadi tuntutan mereka. Pertama, pemerintah didesak mengakhiri kebijakan penghematan, jangan paksa orang miskin membayar pajak untuk kepentingan membayar hutang.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Kedua, buat kebijakan integrasi yang benar, dengan kursus bahasa Perancis, sejarah, dan kewarganegaraan bagi para imigran. Ketiga, gaji minumum € 1500 per bulan. Keempat, hentikan pembangunan pusat perbelanjaan besar. Keenam, tarif pajak penghasilan lebih progresif. Ketujuh, perusahaan besar seperti McDonald, Google, Amazon, dan Carrefour harus membayar pajak yang besar, dan pengrajin kecil pajak rendah.

Di tengah derasnya arus gerakan protes massa Rompi Kuning, John Christophe Werner membuat gerakan tandingan. Pendukung Emmanuel Macron dari wilayah selatan Perancis, Vaucluse ini mendirikan gerakan Syal Merah pada November 2018, tepat awal-awal kemunculan gerakan Rompi Kuning. Werner mengaku sengaja membentuk gerakan Syal Merah karena warga Perancis kesal dengan aksi demonstrasi massa Rompi Kuning.

Pada awal 2019, France Info melaporkan massa demonstran Syal Merah yang diikuti sekitar 10.000 orang berkumpul di Paris guna menggelar Pawai Republik untuk Kebebasan. Mereka mendesak massa Rompi Kuning mengakhiri kekerasan dan saling menghormati antar warga Perancis.

Baca Juga:  Penghasut Perang Jerman Menuntut Senjata Nuklir

Syal Merah kesal dengan kekacauan yang dibuat oleh gerakan massa Rompi Kuning yang masih terus berlangsung. Selain itu, Werner juga menyebutkan bahwa gerakan Syal Merah sebagai upaya perlawanan terhadap gerakan Rompi Kuning yang anti pemerintah.

Sejauh ini Presiden Macron masih terus melakukan dialog dengan perwakilan Rompi Kuning. Rencananya, hasil dialog antar kedua belah pihak akan diumumkan pada Maret mendatang.

(eda/asq)

Editor: Almeiji Santoso

Related Posts

1 of 3,049