Politik

Aksi 22 Mei Dinilai Hanya Demonstrasi Kelompok Kecil yang Kecewa

aksi 22 mei, demonstrasi, kelompok kecil, yang kecewa, nusantaranews
Talkshow di gedung rektorat Universitas Indonesia lantai 5, Senin (20/05) sebut aksi 22 Mei dinilai hanya demonstrasi kelompok kecil yang kecewa. (Foto: Siti Khoiriyah/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, JakartaAksi 22 Mei dinilai hanya demonstrasi kelompok kecil yang kecewa. Jelang penetapan hasil pemilu serentak 2019 oleh KPU RI, sejumlah pemuda dari Kampus Universitas Indonesia mengaku optimis bangsa Indonesia akan tetap kondusif.

Melalui kegiatan Talkshow dengan mengusung tema Peran Pemuda Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pasca Pemilu, optimisme tersebut semakin menguat setelah Savic Ali menuturkan tidak adanya indikasi gerakan politik yang mengkhawatirkan.

“Mungkin hanya demo kecil dari kelompok kecil yang kecewa,” kata Savic Ali yang diketahui merupakan eksponen aktivis 98, Jakarta, Senin (20/5/2019).

Savic menuturkan, di masa lalu kelompok pemuda menjadi pendombrak atas kekejaman rezim orde baru yang menutup semua kran demokrasi. “Situasi itu berbanding terbalik dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini,” tuturnya.

Savic berpesan para pemuda milenial untuk tidak membiasakan diri bertanya segala hal pada senior karena hal itu akan menghilangkan keberanian membuat keputusan yang revolusiner. Dia mencontohkan Gus Dur dan Gus Im yang membiasakan juniornya membuat keputusan sendiri.

Baca Juga:  Gambarnya Banyak Dirusak di Jember, Gus Fawait: Saya Minta Maaf Kalau Jelek Gambarnya

Sementara itu, di tempat sama, Kepala Program Studi Kajian Terorisme Muhammad Sauqillah mengatakan tidak ada basis argumentasi politik yang rasional yang menunjukkan demo turun jalan akan sukses.

“Indikasinya tidak ada,” tegasnya.

Sauqillah mencontohkan Arab Spring di Timur Tengah, kondisi ekonomi jatuh bersamaan dengan angka angkatan pemudanya sudah gerah dengan situasi politik Timur Tengah saat itu.

“Indonesia tidak punya prasyarat itu, saat ini yang mestinya menjadi perhatian lebih pemuda adalah politik identitas di kampus dan masjid-masjid yang mulai didominasi pemuda yang tidak moderat dalam beragama,” jelas Sauqillah.

Kemudian, pemerhati politik Manggata Todung Allo mengkisahkan dirinya bersama para pemuda membuat komunitas anak desa yang konsisten memerangi hoaks sebagai wujud kontribusi pemuda pada bangsa Indonesia dalam mengkampanyekan perdamaian di Indonesia.

“Peran kita dalam lingkup perdamain sangat penting, menggunakan sosmed dengan postingan yang adem adalah hal yang baik,” katanya.

“Peran pemuda harus ada, lingkupnya sesuai dengan pasion yang dimiliki masing-masing pemuda di mulai dari lingkup terkecil. Kegiatan ini diakhiri dengan deklarasi damai pasca pemilu,” pungkasnya.

Baca Juga:  Juara Pileg 2024, PKB Bidik 60 Persen Menang Pilkada Serentak di Jawa Timur

Pewarta: Siti Khoiriyah
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,050