NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Lumpuhnya jaringan pembangkit listrik di Pulau Jawa pada Ahad (4/8/2019) memicu negara merugi hingga miliaran rupiah. Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN, Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan kerugian kasus ditaksir mencapai 90 miliar lebih.
Angka itu berasal dari 9.000 MW listrik yang hilang, dikali dengan lamanya durasi pemadaman sekitar 10 jam dengan harga tarif listrik per kWh-nya Rp 1.457 per kWh.
“Ya minimal Rp 90 miliar itu lost, rugi karena hilang (listrik mati). Belum termasuk denda,” ujar Djoko Rahardjo saat konferensi pers di PLN Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat.
Selain membuat PLN rugi hingga puluhan miliar, padamnya listrik secara massal juga mengakibatkan LRT lumpuh total. Selain itu juga membuat jalur lalu lintas mengalami kekacauan, karena sejumlah trafick light mati.
Tak hanya itu, lumpuhnya listrik di Pulau Jawa sejak pukul 11.45 WIB itu juga mengakibatkan sejumlah masalah terhadap transaksi via debit card terganggu. Hal sama juga dialami sejumlah provider selular yang mengalami masalah sinyal.
Sebagai informasi, penyebab listrik padam di Pulau Jawa karena Gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya mengalami trip. Pun demikian dengan Gas Turbin 7 juga dalam posisi mati (off).
Selain itu Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan atau trip. Gangguan itu mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek lumpuh total.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa Gardu Induk sudah mulai berhasil dilakukan penyalaan,” ujar Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka dalam keterangan persnya, Ahad (4/8/2019).
Dirinya menjelaskan di Jawa Barat terjadinya gangguan pada transmisi Sutet 500 KV mengakibatkan listrik padam total. Adapun area yang mengalami pedaman listrik total antara lain: Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi dan Bogor.
Pewarta: Romandhon
