MancanegaraSosok

Akankah Iran Memainkan Kartu “Truf ISIS” Untuk Membalas Kematian Suleimani

Akankah Iran Memainkan Kartu “Truf ISIS”
Akankah Iran Memainkan Kartu “Truf ISIS”/Foto: thetimes.uk

NUSANTARANEWS.CO – Akankah Iran memainkan kartu “Truf ISIS” untuk membalas Amerika. Pukulan paling nyata yang mungkin dihadapi oleh Amerika Serikat (AS) sebagai konsekuensi dari pembunuhan Suleimani, komandan Pasukan Quds Iran adalah pemutusan hubungan pemerintah Irak dengan militer AS. Sebelumnya, pemerintah Irak telah sangat marah dengan aksi pemboman AS terhadap pangkalan-pangkalan militer anti-ISIS di Irak – karena tindakan itu jelas merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan mereka. Seperti diketahui, AS melakukan serangan bom terhadap kelompok Khaitab Hezbollah di sepanjang perbatasan dengan Suriah yang menewaskan puluhan warga Irak.

Serangan terhadap Kedutaan Besar AS di pusat kota Baghdad yang merupakan “Zona Hijau” yang sangat aman boleh jadi merupakan “pesan terselubung” pemerintah Irak yang tidak senang dengan kehadiran militer AS di negara mereka.

Sementara Parlemen Irak secara resmi telah menolak kehadiran militer AS di tanah Irak yang telah lama menjadi tujuan strategis Iran. Dengan demikian, tanpa perlu berkonflik langsung dengan AS, Iran berhasil mengusir militer AS dari Irak.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Presiden Trump tampaknya harus menghadapi kenyataan pengusiran pasukannya oleh rakyat Irak pasca pembunuhan Suleimani. Bila hal ini terjadi, maka AS akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan kehadiran militernya di Timur Tengah. Dan tanpa perlu keluar keringat, Iran akan mendapatkan posisi strategis seperti apa yang mereka harapkan.

Hal baru ini akan menjadi tantangan ke depan yang harus dihadapi oleh Presiden Trump yang mulai menyulut api kemarahan rakyat Irak. Pemerintahan Trump jelas telah gagal memprovokasi Iran untuk berhadapan langsung dengan AS. Ditengah situasi gamang tersebut, Iran dapat melancarkan perang proksinya dengan mulus untuk menghancurkan sebanyak mungkin proksi regional AS di kawasan – menyelesaikan apa yang sudah dikerjakan oleh Suleimani.

Kematian Suleimani telah memicu gelombang perlawanan terhadap AS. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, telah mengumumkan tiga hari berkabung untuk Suleimani, sebuah status penghormatan sebagai pahlawan nasional di Iran. Khamenei juga bersumpah akan membalas pada mereka yang melakukan serangan.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Kekhawatiran akan pembalasan Iran telah mendorong Departemen Luar Negeri memerintahkan kepada semua warga Amerika untuk segera meninggalkan Irak, dan pasukan AS di kawasan itu berada pada tingkat siaga tertinggi.

Iran kemungkinan tidak akan terburu-buru untuk membalas dengan perang non-konvensionalnya seperti apa yang sudah dilancarkan oleh Suleimani ketika masih hidup. Iran bahkan akan memainkan permainan panjang untuk memberikan pembalasan terbaik untuk AS.

Satu kartu yang dapat dimainkan Iran untuk membalas kematian Suleimani adalah menyerang balik AS dengan kartu “Truf ISIS”. Teheran dapat mengumumkan bahwa AS-lah yang paling bertanggung jawab atas kebangkitan ISIS di kawasan regional. Dengan kartu truf ini, Iran dapat memfasilitasi kebangkitan ISIS di seluruh wilayah yang dikendalikan oleh AS dan menimbulkan rasa sakit sebanyak-banyaknya kepada AS.

Teheran dapat dengan mudah memainkan kartu truf ini, karena selama ini Iran adalah garda terdepan dalam perang melawan ISIS. Salah satu strategi yang diterapkan Iran adalah dengan mendukung milisi-milisi anti-ISIS di kawasan. Di Irak, Iran mendukung Khaitab Hezbollah yang memainkan peran besar dalam mengalahkan ISIS.

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

Dengan strategi baru ini, Iran dapat merusak pasukan dan kepentingan AS di kawasan. Dan yang paling penting adalah bagaimana Washington menjelaskan kebangkitan ISIS yang telah diklaim berhasil dikalahkan oleh Presiden Trump. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,056