Ekonomi

AIIB Berikan Dana Pinjaman Untuk 12 Proyek Infrastruktur di 7 Negara

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) adalah lembaga keuangan dunia yang didirikan Cina yang bertujuan untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur di negara-negara Asia.

Inisiatif Cina mendirikan AIIB telah dipaparkan di sejumlah forum seperti ASEAN, APEC dan beberapa forum bilateral lainnya. Secara prinsip, inisiatif pembentukan AIIB mendapat sambutan positif karena dinilai penting dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.

Dengan ambisi membangun Jalur Sutra Abad 21 (The Silk Road Economic Belt and the 21st-century Maritime Silk Road), AIIB diharapkan sukses membangun ekonomi terintegrasi di kawasan Asia melalui promosi investasi pada sektor infrastruktur. Dan adapun area prioritas AIIB mencakup transportasi, energi, komunikasi, industri, dan pertanian.

Uniknya, AIIB sendiri dideklarasikan di Indonesia. Presiden Cina Xi Jinping mengumumkan berdirinya AIIB saat berpidato di Gedung DPR RI pada tahun 2013 silam. Seperti diketahui, Presiden Xi mengatakan bahwa hubungan kemitraan strategis Cina-ASEAN hendaknya ditingkatkan lagi ke level yang lebih tinggi, dengan target volume perdagangan menjadi sebesar US$1 triliun pada 2020. Xi juga menekankan pentingnya pembentukan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB), terutama guna membangun Jalur Sutra Abad 21.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Terima Kunjungan Tim Ekonomi di Perbatasan Sabah

India, Jepang, Korea Selatan, Myanmar, Singapura, Brunai, Australia, China, Mongolia, Australia, Selandia Baru, Luxemburg, Georgia, Belanda, Jerman, Norwegia, Pakistan, Yordania, Perancis, Inggris termasuk Indonesia turut serta mendirikan dan bergabung dengan AIIB. Termasuk juga Swiss, Afrika Selatan, Kanada, Uzbekistan, Rusia dan Oman bergabung sebagai anggota bank made in Cina ini.

Sejauh ini, menurut data AIIB, sedikitnya sudah ada 12 proyek infrastruktur yang siap digarap menggunakan dana investasi dari bank tersebut. Tiga di antaranya di Indonesia yang meliputi sektor urban dan multi sektor. Di sektor urban terdiri dari dua, yakni Proyek Peningkatan Permukiman Kumuh Nasional di Indonesia dengan dana pinjaman dari AIIB sebesar $216,5 juta dan Bank Dunia sebesar $216,5 juta. Sedangkan multi sektor meliputi Proyek Dana Pembangunan Infrastruktur Daerah dan Proyek Perbaikan dan Keselamatan Operasional Damage Tahap II.

Di Bangladesh, ada Proyek Perbaikan Infrastruktur dan Efisiensi Gas Bumi (sektor energi). Di Azerbaijan, ada Proyek Pipa Gas Trans Anatolian Alam (TANAP). Proyek sektor energi ini didanai AIIB dan Bank Dunia, termasuk juga ADB, EBRD, dan EIB. Ada juga Proyek Upgrade dan Perluasan Sistem Distribusi, di mana AIIB memberikan pinjaman sebesar $165 juta.

Baca Juga:  Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi UMKM, Pemkab Sumenep Gelar Bazar Takjil Ramadan 2024

Kemudian Oman. Ada proyek terminal Komersial Port Duqm, Proyek Pengembangan Kawasan Operasional, dan Proyek Persiapan Sistem Kereta Api. Selanjutnya Myanmar, Proyek Pembangkit Listrik Myingyan. AIIB sedang mempertimbangkan untuk menyediakan pembiayaan pinjaman sebesar US$20 juta untuk pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik Berkepala Turbin Gas Greenfield 225 MW di wilayah Mandalay Myanmar.

Di Pakistan, ada Proyek Motor Nasional M-4. Meski didanai ADB total $273 juta, AIIB juga menyetujui pinjaman sebesar $100 juta untuk proyek ini. Berikutnya Tajikistan, ada Proyek Perbatasan Perbatasan di Dushanbe-Uzbekistan yang didanai AIIB dalam bentuk pinjaman sebesar $27,5 juta. Bank Eropa juga diketahui memberikan pinjaman sebesar $62,5 juta, dengan total biaya proyek sebesar $105,9 juta. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 35