Berita UtamaTerbaru

Ada Maksud di Balik Hangzhou Dijadikan Tempat Penyelenggaraan KTT G20

NUSANTARANEWS.CO – Mengapa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 digelar di Hangzhou? Sekilas pernyataan ini tidak penting untuk dijawab, mengingat pertemuan ini hanya berlangsung selama dua hari dan titik fokus topiknya ada membahas ekonomi global yang karut marut, lesu dan lemah.

Namun, jika melihat tema yang diusung, yakni “Menuju Ekonomi Dunia Yang Inovatif, Dinamis, Interkonektif dan Inklusif (Toward an Innovative, Invigorated, Interconnected and Inclusive World Economy)”, maka satu hal yang mesti dicermati yaitu soal ide green financial (keuangan hijau).

Green financing adalah tindakan untuk menyiapkan pasar dan kebijakan alat untuk pembiayaan investasi berkelanjutan di ranah publik dan swasta. Tujuan utama keuangan hijau ialah untuk meningkatkan laba atas laba investasi dan mengurangi laba polusi investasi. Dengan begitu, China ingin membantu merestrukturisasi pasar menuju ekonomi yang berkelanjutan dan mengurangi emisi polusi dan gas rumah kaca.

China adalah salah satu negara paling berambisi mengembangkan green financing guna memuluskan program Jalur Sutra Maritim Baru Abad 21. Dan China sendiri merupakan sebuah negara yang menyumbang gas rumah kaca terbesar di dunia, yakni 24 persen. Sebagai wujud kesadaran akan hal itu, China tentu amat berkepentingan meratifikasi Traktat Iklim Paris guna membatasi pemanasan global sampai berada di bawah 2 derajat celcius. Jika China berkomitmen menekan emisi karbon, maka dampaknya tentu akan signifikan bagi perubahan iklim dunia.

Baca Juga:  Pemkab Sumenep Diganjar Penghargaan atas Komitmen dalam Penanggulangan Narkoba

Nah, green financing dijadikan salah satu topik terpenting yang dibahas di KTT G20 kali ini. Topik ini memang sengaja dipersiapan untuk KTT hasil dari studi sebuah kelompok studi keuangan hijau G20 yang diketuai oleh China dan Inggris dengan lebih dari 80 peserta dari setiap negara yang tergabung dalam G20.

Rupanya, dalam KTT G20, China menawarkan Hangzhou sebagai kawasan tempat proyek penanaman pohon untuk melaksanakan komitmennya mengurangi emisi karbon. Kota di sebelah timur China itu hendak dijadikan sebagai percontohan dunia terkait pertumbuhan hijau dengan konsep carbon neutrality (netralitas karbon).

Proyek ini bertujuan untuk menanam lebih dari 22 hektar pohon di Hangzhou selama 20 tahun ke depan dengan harapan untuk menyerap semua gas rumah kaca. China berharap besar proposal dan proyek ini disepakati oleh seluruh peserta KTT G20.

Bila disepakati, Hangzhou akan menjadi kota yang ramah lingkungan dan hijau. Di antara proyek-proyek ramah lingkungan yang ditawarkan di Hangzhou ialah program pengadaan sepeda sebanyak 78.000 yang nantinya tersebar di sekitar 2.700 stasiun.

Baca Juga:  CTI Group Ajak Mitra Bisnis Kaji Peluang Hilirisasi Digital

Sementara itu, untuk membersihkan lingkungan, pemerintah kota telah mempekerjakan teknologi modern seperti mengganti bus diesel dengan listrik.

Ternyata, China sudah jauh-jauh hari mempersiapkan Hangzhou sebagai pencontohan kota ramah lingkungan dan hijau. Bahkan, seperti dilaporkan Xinhua, sebanyak 22.000 bus yang menggunakan energy terbaru pada 90 persen bus di kota Hangzhou, yang sekaligus menempatkan Hangzhou di garda depan pembangunan transportasi energi hijau.

Beijing akan membuat pembiayaan hijau pertama kalinya dalam agenda G20 untuk memobilisasi lebih banyak investasi dalam proyek-proyek ramah lingkungan. Selain itu, perubahan iklim dan inisiatif hijau lainnya diharapkan mampu membentuk bagian utama dari pertemuan itu.

John Kirton, co-direktur G20 Research Group di University of Toronto, menyoroti pertumbuhan hijau sebagai salah satu dari tiga daerah yang harus mengkoordinasikan stimulus fiskal guna memperoleh dukungan dari para pemimpin dunia di KTT G20.

“Jika Anda dapat melakukan ini, Anda akan memiliki kemenangan yang sangat besar,” ujar Kirton. (eriec dieda)

Related Posts

1 of 3,050