NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Aplikasi rumah pangan santri adalah solusi cerdas pemberdayaan ekonomi umat. Pesantren menjadi aktor utama dalam aplikasi cerdas ini. Lewat rumah pangan santri, mata rantai distribusi pangan bisa diperpendek. Akses permodalan terhadap bank juga terbuka luas. Dan yang lebih penting dari itu, pesantren memberdayakan masyarakat sekitar lewat warung-warung binaan memanfaatkan jaring distribusi yang terbangun lewat aplikasi.
Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ormas terbesar di Indonesia adalah kunci dari kesuksesan aplikasi ini. Ribuan pesantren di bawah naungan PBNU akan menjadi motor penggerak ekonomi umat.
Hal ini sejalan pula dengan visi ekonomi keumatan yang selama ini digaungkan oleh Rais ‘Aam PBNU sekaligus Ketua Umum MUI Prof Dr KH Ma’ruf Amin (KMA).
Acara launching aplikasi sekaligus penandatangan nota kesepahaman antara PBNU, bulog, dan Bank-bank Syariah (Mandiri Syariah, BRI Syariah, dan BNI Syariah) serta pengembang aplikasi bertujuan untuk mempublikasikan secara luas aplikasi Rumah Pangan Santri, menunjukkan dukungan penuh PBNU dan memasyarakatkan pemikiran KMA mengenai ekonomi keumatan.
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Hari Senin, Tanggal 17 September 2018, bertempat di Aula Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya No 164, Jakarta Pusat.
Acara panggung terbuka dikemas dalam bentuk interaktif. Tiga orang pembicara utama Prof Dr KH Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU), pengembang aplikasi dan KMA.
Untuk mempermudah peserta memahami tema yang diangkat dalam acara maka akan ditampilkan 3 video: Testimoni pengguna aplikasi, Endorsment dari tokoh-tokoh tentang ekonomi keumatan dan video explainer penggunaan aplikasi Rumah Pangan Santri.
Acara akan dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Quran, Lagu Indonesia Raya dan Mars NU. Selanjutnya Ketua Umum PBNU akan membuka acara sekaligus memberikan sambutan tentang NU dan pengembangan aplikasi.
Video testimoni penggunaan aplikasi akan muncul setelah sambutan Ketua Umum PBNU. Lalu kemudian mengenai latar belakang dan tujuan aplikasi. Endorsment dari tokoh-tokoh akan muncul berikutnya, menjembatani gagasan aplikasi ini dengan pandangan tokoh-tokoh tersebut tentang ekonomi umat.
KMA muncul sebagai pembicara terakhir. Beliau akan memaparkan konsep ekonomi keumatan sebagaimana pemikiran yang sudah dikembangkan beliau sejak lama. Lalu KMA akan menyaksikan detail nota kesepahaman antara PBNU, bulog, dan Bank Syariah serta pengembang aplikasi. Sebagai penutup KMA dan KH Said Aqil Sirodj bersama-sama menekan tombol yang akan memunculkan video explainer aplikasi di layar panggung.
Lewat pengemasan acara secara interaktif ini diharapkan peserta menikmati acara yang berlangsung tanpa harus mendengarkan penjelasan panjang. Selain itu materi acara dalam bentuk video. (gdn/anm)
Editor: Gendon Wibisono