NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Adanya rekomendasi Ijtima Ulama yang menawarkan dua nama sebagai cawapres, yakni Ketua Majelis Syuro PKS Salim Seggaf Al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad menurut Direktur Presidential Studies DECODE UGM Nyarwi Ahmad dinilai membuat Prabowo Subianto berada dalam situasi yang cukup sulit.
Situasi itu semakin berat untuk Prabowo, mana kala Partai Demokrat yang saat ini merapat ke Gerindra juga memiliki nama AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) yang digadang gadang akan dicalonkan sebagai cawapres.
“Sebagai gerakan Islam populisme, Ijtima Ulama itu pressure group juga bagi Prabowo,” ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/8/2018).
Hal tersebut dikatakan Nyarwi karena Ijtima Ulama berasosiasi dengan kelompok elite yang mewakili gerakan populisme Islam.
“Maka, siapa pun yang gagal menentukan cawapres, terutama yang punya daya magnetik ke kalangan kelompok Islam, punya potensi kalah dalam Pilpres,” tambahnya.
Baca Juga:
PP Muhammadiyah: Pemimpin Harus Merepresentasikan Keberpihakan Kepada Suara Mayoritas
Wasekjend DPP PKB Sebut Meningkatnya Gairah Beragama Bisa Menjadi Masalah
Itu dikarenakan, ujar Nyarwi, Islam di Indonesia sangat dominan, apalagi diiiringi dengan narasi populisme Islam yang tengah menguat.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (Wasekjen DPP PKB) Ahmad Iman Syukri menilai pemilihan presiden (pilpres) 2019 disebut sebagai pilpres paling menegangkan. Jika dibandingkan dengan pilpres pilpres sebelumnya.
“Jujur pilpres kali ini yang paling menegangkan menurut saya,” kata Ahmad Iman Syukri saat isi diskusi yang digelar oleh Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi), di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/8/2018).
Mengapa demikian? Pasalnya, menurut Imam Syukri sampai detik ini, konstalasi terkait calon presiden (capres) bersama calon wakil presiden (cawapres) belum jua menemui titik terang.
Misalnya Prabowo Subianto yang hingga saat ini masih belum final memilih calon pasangan yang akan mendampinginya. Begitupun juga dengan sosok inchumben Joko Widodo yang belum memutuskan pendampingnya.
“Prabowo belum jelas wakilnya. Poros ketiga juga belum terbentuk. Wakil presiden pak Jokowi pun belum ada sampai saat ini,” terang Syukri.
Editor: Romadhon