NUSANTARANEWS.CO, Kudus – Sebuah kegiatan unik dilakukan di Kudus saat menjalani ibadah puasa. Dimana praktik mengetahui waktu salat Dhuhur dengan menggunakan bantuan jam matahari digelar.
Kegiatan yang berlangsung di Masjid Al-Aqha Menara Kudus ini diikuti para santri Ma’had Aly Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus. Dipilihnya Menara Kudus kudus sebagai objek praktik, menurut staf pengajar Ma’had Aly TBS, Kholilurrohman karena dari sisi keklasikannya.
“Menara juga jadi barometer untuk mengetahui waktu salat di seluruh kabupaten Kudus, mengetahui awal Ramadan, rashdul qiblat dan hal lain terkait ilmu falak, sejak zaman Kanjeng Sunan Kudus,” kata Kholilurrohman, Sabtu (26/5/2018).
Baca Juga:
Keunikan Masjid LauTze Bercorak Klenteng di Jakarta
Megengan, Tradisi Warga Ponorogo Sambut Bulan Ramadhan
Menurutnya, bukti bahwa ilmu falak sudah dipergunakan sejak masa Sunan Kudus, salah satunya ada tradisi Dandangan, yang pada mulanya adalah tempat berkumpulnya masyarakat untuk mengetahui awal Ramadan.
“Jam matahari ini, sampai kapan pun akan bisa dipakai, selama belum kiamat. Penunjuk modern, suatu saat bisa eror, listrik mati, misalnya, matahari masih tetap bersinar, dan jam matahari bisa menjadi penanda datangnya waktu salat,” katanya.
Sementara itu menurut pakar falak Ma’had Aly TBS, Noor Aflah SHI mengemukakan, diantara metode penentuan awal waktu salat yang menarik untuk dikaji dan ditelisik lebih dalam, yakni metode jam matahari atau sering disebut sundial ini.
“Sundial merupakan instrumen falak yang sederhana, tetapi akurasinya sangat terjaga. Menurut catatan sejarah, sundial (jam matahari) merupakan jam tertua dalam peradaban manusia. Jam ini telah dikenal sejak tahun 3.500 SM. Pembuatan jam matahari di dunia Islam dilakukan oleh Ibnu al-Shatir, seorang astronom Muslim (1304-1375 M).”
Sundial adalah alat tradisional penunjuk waktu yang mengandalkan pergerakanan sinar matahari. “Prinsip kerja jam ini, yaitu dengan menunjuk berdasarkan letak matahari dengan cara melihat bayangan matahari. Di Indonesia, jam matahari biasanya dibuat dari tongkat atau semen serta sejenisnya dan ditempatkan di daerah terbuka, agar mudah terkena sinar matahari,” tuturnya. (pm/nn)
Editor: Gendon W