Berita UtamaFeaturedHankam

Benarkah Perang Dingin Baru Telah Dimulai?

NUSANTARANEWS.CO – Benarkah Perang Dingin Baru telah dimulai? Dirilisnya Nuclear Posture Review (NPR) oleh Pemerintahan Presiden Trump pada awal bulan lalu tampaknya telah mengundang spekulasi tersebut. NPR merupakan kebijakan Gedung Putih untuk pertama kalinya sejak tahun 2010 dalam rangka memodernisasi senjata nuklirnya. Di mana Pentagon mengungkapkan pandangannya mengenai ancaman nuklir di masa depan.

Kebijakan nuklir baru Amerika Serikat (AS) adalah untuk melawan strategi militer Rusia yang terus meningkatkan kemampuan senjata nuklirnya, kata wakil menteri pertahanan AS David Trachtenberg pada senin lalu. Trachtenberg juga merasa sangat prihatin dengan apa yang dia lihat sebagai evolusi kebijakan militer Rusia berkaitan dengan potensi penggunaan senjata nuklir.

“Doktrin nuklir Rusia tampaknya secara aktif mempertimbangkan kemungkinan penggunaan nuklir terbatas. Latihan militer Rusia … dalam beberapa kasus melibatkan tingkat aktivitas yang melibatkan kekuatan nuklir strategis yang belum pernah kita lihat sejak Perang Dingin, dan beberapa latihan tersebut telah melibatkan simulasi penggunaan senjata nuklir.

Baca Juga:  Bandara Internasional Dhoho Kediri Diresmikan, Khofifah: Pengungkit Kesejahteraan Masyarakat

Trachtenberg membantah laporan yang menunjukkan bahwa strategi baru tersebut meningkatkan prospek perang nuklir atau mewakili kebangkitan perlombaan senjata era Perang Dingin. Dia mengatakan bahwa kebijakan tersebut menetapkan jalan bagi AS untuk menghadapi kemajuan Rusia, guna meningkatkan kemampuan pencegahan Amerika.

“Tujuan dari rekomendasi kami adalah untuk mencegah perang, bukan untuk berperang,” katanya. Trachtenberg menambahkan bahwa rekomendasi yang diperbaharui Pentagon “didasarkan pada penilaian realistis terhadap lingkungan strategis saat ini” di mana Rusia, Cina, dan Korea Utara terus berupaya membangun kapasitas nuklir mereka.

Sementara Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa upaya Rusia meningkatkan kemampuan pertahanannya adalah dalam kerangka kesepakatan internasional yang ada. Rusia menciptakan sistem senjata canggih adalah sebagai tanggapan atas penerapan sistem pertahanan rudal AS di Eropa.

Dalam sebuah wawancara dengan NBC, Putin mengatakan: Rusia akan menggunakan senjata nuklir hanya jika terjadi serangan nuklir atau jika ada ancaman terhadap kedaulatan Rusia.

“Ada dua alasan yang bisa membuat kita menggunakan senjata nuklir: sebuah serangan terhadap kita dengan senjata nuklir atau serangan terhadap Rusia dengan senjata konvensional. Tapi kasus kedua hanya jika mengancam keberadaan negara Rusia,” kata Vladimir Putin.

Baca Juga:  Jerman Ultimatum Cina terkait Dugaan Pasokan Drone ke Rusia

Putin juga menyangkal bahwa Rusia telah memicu Perang Dingin yang baru. Putin menegaskan bahwa “orang yang mengatakan Perang Dingin baru telah dimulai bukanlah analis, mereka melakukan propaganda.”

Pada hari Kamis, Putin membuat pidato tahunannya ke parlemen bikameral negara tersebut, Majelis Federal, yang terdiri dari Dewan Federasi dan Duma Negara Bagian. Pemimpin Rusia tersebut mengumumkan pengembangan persenjataan jenis baru negaranya, termasuk drone bawah laut, rudal jelajah bertenaga nuklir antar benua, dan rudal hipersonik. (Banyu)

Related Posts

1 of 66