Berita UtamaMancanegaraOpiniTerbaru

NATO Telah Mengubah Eropa Menjadi Medan Perang Melawan Rusia (Bag. 1)

NATO Telah Mengubah Eropa Menjadi Medan Perang Melawan Rusia (Bag. 1)Pasukan Jerman dan Inggris dengan jembatan ponton/Foto: Lucian Kim/VICE News
NATO telah mengubah Eropa menjadi medan perang melawan Rusia/Foto: Pasukan Jerman dan Inggris dengan jembatan ponton/Foto: Lucian Kim/VICE News.

NUSANTARANEWS.CO NATO kini telah menjadi kekuatan politik yang paling berpengaruh di Eropa. Bahkan secara terang-terangan NATO telah mengubah Eropa menjadi battlefield (medan perang) melawan Rusia – di mana NATO telah menempatkan angkatan bersenjata permanen di dekat perbatasan Rusia. Tepatnya di sekitar kawasan Baltik.

Sampai sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari NATO bahwa Rusia bukanlah ancaman bagi Baltik dan Eropa pada umumnya. Tampaknya kehadiran pasukan NATO di Baltik telah menjadi komoditas politik bagi rezim-rezim pro-barat untuk mempertahankan kekuasaan mereka dengan menjual isu “ancaman Rusia” terhadap Baltik.

Selama satu dekade terakhir memang telah terjadi perubahan besar di kawasan Baltik, terutama dengan munculnya rezim-rezim pro-barat yang tidak peduli dengan masa depan negara mereka, kata Pemimpin Redaksi majalah Baltic World, Dmitry Kondrashov yang dilansir eadaily.com.

Kondrashov juga mengungkapkan bahwa orang-orang yang bijaksana yang ingin melihat wilayah mereka dalam damai, sayangnya, mereka tidak memiliki cukup pengaruh di negara mereka. Terlebih lagi, hari ini, seringkali tidak aman untuk memperjuangkan perdamaian di Baltik.

Baca Juga:  Bercermin dari Wilson Lalengke, Pemimpin Sejati yang Melindungi Anggota tanpa Batas

“Anda mungkin menghadapi banyak masalah jika Anda berani mengatakan bahwa Anda tidak percaya pada “agresi Rusia” atau bahwa NATO harus menarik tentaranya dari wilayah tersebut,” imbuhnya.

Catatan menarik lainnya adalah pengaruh “Partai NATO” dalam pemilihan di Italia. Di mana pada puncak kampanye pemilihan, partai-partai utama secara diam-diam menerima komitmen tambahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam pertemuan 29 menteri Pertahanan NATO pada pertengahan Februari di Brussels.

Hal tersebut terkait dengan hasil pertemuan Dewan Atlantik Utara yang memutuskan untuk “memodernisasi Struktur Komando NATO.

Seperti pembentukan Komando Gabungan Angkatan Udara yang baru untuk Atlantik yang mungkin berlokasi di AS guna melindungi jalur komunikasi laut antara Amerika Utara dan Eropa. Terutama untuk menghadapi kapal selam Rusia di Atlantik.

Kemudian komando baru untuk logistik yang mungkin berlokasi di Jerman guna memperbaiki gerakan pasukan dan peralatan bagi pertahanan kolektif Eropa. Hal ini jelas sebagai sebuah skenario untuk menghadapi Rusia. Namun pada kenyataannya, justeru NATO-lah yang agresif menyebarkan pasukan militernya di sepanjang perbatasan dengan Rusia.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Ajak Muslimat NU Selalu Berkonstribusi Dalam Pembangunan

NATO juga akan mendirikan Cyber ​​Operations Center baru untuk memperkuat pertahanan. Komando ini berlokasi di markas Mons (Belgia), dipimpin oleh Jenderal AS yang ditunjuk oleh Presiden AS.

Dewan Atlantik Utara juga telah menegaskan komitmen para menteri untuk meningkatkan pengeluaran militer mereka – setiap negara anggota diharapkan mencapai setidaknya 2% dari PDB (AS menghabiskan 4%), sehingga bisa meningkatkan kemampuan militer.

Negara-negara Eropa yang sejauh ini mencapai dan melampaui kuota antara lain: Yunani (2,32%), Estonia, Inggris, Rumania, dan Polandia. Selama tiga tahun terakhir, pengeluaran militer Eropa dan Kanada meningkat menjadi US$ 46 miliar, tapi ini baru permulaan. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 13