Budaya / SeniPuisi

Menunggu Hujan Menjelang Tahun Baru

Puisi Azizi Sulung

Menjelang Tahun Baru

desember di ambang mata
berlompatan pelan-pelan
mengatar perjalanan ini pada akhir pekan
: akhir dari segala rencana dan kenyataan

masihkah kita akan sempurna bertemu
di perjamuan angka satu
atau kita akan pulang terburu-buru
sebelum kita berkemas meninggalkan angka tiga puluh satu

pergilah,
dengan membuang segala yang tumbang
dan bukalah ambang pintu
dengan penuh sesal dan mimpi-mimpi baru
setelah kita tahu
bahwa hari yang kita lalui terlanjur sia-sia bukan?

berdamailah,
dengan segala harap dan mimpimu yang hilang
selangkah kita rasuki ambang
sejengkal napas ini tergenggam.

Rumah Belimbing, 2017

Menunggu Hujan

sore itu,
langit tiba-tiba berkabung
mengusik nyenyak tidur burung-burung
seperempat perjamuan kita urungkan
tersebab langit tak kunjung usai melepas hujan

rumput-rumput terseok
memecah arah memenuhi panggilan angin
pada matamu aku membaca gelagat isyarat
: diam-diam kau menaruh ingin

hingga sore larut
langit hanya tampakkan wajah berkerut
dalam dekap waktu kita sempurna terhanyut
menunggu hujan: kita rampungkan rindu ini
yang sudah sekian kali merenggut.

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Rumah Belimbing, 2017

Desember yang Basah
tak ada lelah
hujan melepas basah
gundukan gelisah
: kini semakin sempurna menjadikan jagad ini resah
awan berpaling
dari panggul orang-orang dan bisik angin
melempar ruah
pada aroma tanah
: pertanda awan sebentar lagi alamatkan basah
musim ini
pagi sempurna mengeram dendam matahari
sepucuk cahaya yang dialamatkan pada bumi
garang, tertelan hujan dini hari.
Rumah Belimbing, 2017 

Azizi Sulung, lahir di Sumenep, 07-07-1994. Santri Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura. Kumpulan Puisinya yang telah terbit, Accident: Malapetaka Terencana, Simposium, Solitude, Luka-Luka Bangsa, dan Rampai Luka.

Related Posts

1 of 122