NUSANTARANEWS.CO – Orang berbondong-bondong datang ke Istana Kekaisaran Jepang pada hari Sabtu, 23 Desember untuk merayakan ulang tahun ke 84 Kaisar Akihito. Lebih dari 50 ribu orang memadati istana untuk mendengarkan pidatonya – sementara puluhan ribu orang melambai-lambaikan bendera kecil Jepang di bawah sinar matahari musim dingin dan meneriakkan: “Banzai, Banzai, Banzai…” atau “hidup lama”.
Raja dengan suara yang lembut berbicara menyambut baik mereka yang hadir dari balkon yang tertutup kaca dengan didampingi oleh Permaisuri Michiko dan anggota keluarga kerajaan lainnya.
Peristiwa Itu merupakan penampilan publik pertama Akihito di istana tersebut sejak pemerintah awal bulan ini mengumumkan tanggal pengunduran dirinya pada 30 April 2019.
Sang kaisar mengejutkan negara itu ketika tahun lalu dia memberi isyarat ingin mundur dari jabatannya setelah hampir tiga dasawarsa menjadi Raja.
Kaisar Akihito akan menjadi kaisar pertama yang meletakkan jabatan lebih dari dua abad di keluarga kekaisaran tertua di dunia tersebut.
Putra sulung Akihito, Putra Mahkota Naruhito yang berusia 57 tahun, akan naik tahta Krisan sehari kemudian.
Status kaisar sangat sensitif di Jepang mengingat sejarah Perang Pasifik abad ke-20 yang dilancarkan atas nama ayah Akihito, Hirohito, yang meninggal pada tahun 1989.
Jepang mengeluarkan sebuah undang-undang tahun ini yang mengizinkannya untuk turun dalam ketentuan satu kali karena undang-undang yang ada tidak memberikan pencabutan.
Terakhir kali seorang kaisar Jepang turun tahta pada tahun 1817.
Sepanjang masa pemerintahannya, Akihito secara konsisten telah mendesak orang Jepang untuk tidak melupakan kengerian perang. Ucapan rekonsiliasinya kontras dengan isyarat yang dilakukan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe, yang telah mengadopsi nada yang kurang meminta maaf atas agresi militer Jepang yang lalu.
Kaisar juga menyatakan dirinya dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bekerja keras mengenai masalah turun tahta ini. Ia menyatakan selama sisa-sisa harinya dalam tugas, dirinya berharap bisa bekerja sama dengan pihak-pihak terkait guna mempersiapkan pergantian menuju era baru, sambil merampungkan tugasnya sebagai simbol negara.
Kaisar bercermin atas kunjungannya ke daerah-daerah di provinsi Fukuoka dan Oita yang mengalami kerusakan besar akibat hujan deras di bulan Juli. Kaisar juga berbicara mengenai pertemuannya dengan penduduk pulau Kuchino-erabu-jima saat ia mengunjungi pulau terujung di provinsi Kagoshima itu bulan lalu. Seluruh penduduk pulau mengungsi dari rumah-rumah mereka setelah letusan vulkanik di tahun 2015.
Kaisar mengatakan Jepang dikaruniai dengan alam yang berlimpah, tetapi di saat yang sama membawa serta ancaman dan bencana alam. Kaisar pun mengingatkan betapa pentingnya untuk saling membantu ketika menghadapi persitiwa seperti itu. (Aya)