Kesehatan

Junk Food dan Minuman Berenergi Dapat Sebabkan Gangguan Kesehatan Mental dan Otak Remaja

NUSANTARANEWS.CO – Remaja dengan diagnosis mengalami kecemasan dan depresi diketahui telah meroket jumlahnya dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak orang menunjuk pada ancaman cyber dan media sosial. Namun sebuah penelitian telah menemukan penyebab lain yang ditemukan justru dari pola makan mereka.

Dilansir dari Daily Mail, sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh RMIT University, Melbourne mengungkapkan bahwa minuman berenergi dan junk food dapat merusak kesehatan mental remaja.

Menurut para periset produk yang pada masa kini sangat mudah ditemukan dalam berbagai jenis makanan yang menggiurkan dan minuman bersoda dapat melumpuhkan otak yang sedang berkembang dengan dorongan hormon dopamin yang sangat intensif. Hal tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan mental bagi kaum muda yang mengkonsumsi terlalu banyak jenis junk food dan minuman berenergi yang beredar dengan pesat saat ini.

Dr Cristine Curran mengatakan bahwa hal itu menambah kekhawatiran tentang kedua jenis makanan dan minuman tersebut yang dapat memicu kebiasaan ‘minum’ pada remaja karena sering dicampur dengan alkohol.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Tegaskan Komitmennya Dalam Menyukseskan Pilkada 2024

Dia berkata, “Tinjauan kami menunjukkan bahwa kita tidak cukup tahu tentang dampak konsumsi munuman energi dan bahan yang ada di dalamnya pada saat kritis dalam perkembangan otak mamalia.”

Dr Amy Reichelt dari RMIT University Melbourne juga mengatakan bahwa junk food tidak hanya buruk karena membuat kecenderungan menambah lingkar pinggang atau berat badan yang selalu naik, tetapi juga untuk otak remaja.

Sementara itu, menurutnya semakin banyak bukti yang menunjukkan masa remaja sebagai masa kritis dimana ia terpapar alkohol, obat-obatan dan makanan dengan kadar lemak tinggi serta tinggi gula yang menimbulkan efek merugikan pada kognisi, perilaku dan pembelajaran.

Dia mengatakan: “Karena sistem neurotransmiter kunci di otak yang bertanggung jawab atas penghambatan dan pemberian kesan masih berkembang selama masa remaja dan sebagian junk food berdampak negatif dalam pengambilan keputusan, meningkatkan perilaku mencari hadiah dan mempengaruhi kebiasaan makan yang buruk sepanjang masa dewasa.”

Dr Curran juga mengatakan bahwa taurin dibutuhkan dalam jumlah yang tinggi dalam perkembangan otak, gangguan kadar taurin telah banyak dilaporkan menyebabkan gangguan neurologis termasuk epilepsi dan autisme.

Baca Juga:  Hari Kesehatan Mental Sedunia, Khofifah Ajak Masyarakat Peduli Terhadap Sesama

Junk food dan makanan berenergi atau bersoda menawarkan kandungan lemak dan gula yang tinggi dan mengkonsumsinya pada masa pertumbuhan dapat mengurangi kekuatan otak, sehingga dapat mengurangi kinerja efektif otak remaja.

Dr Reichelt juga menemukan bahwa jenis makanan tersebut dapat memicu defisit memori jika terlalu banyak dikonsumsi dalam masa pertumbuhan. (Riskiana)

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 2