InspirasiKolomSosok

Septiana Ulandari, Membawa Nama Baik Sumsel Sampai ke Kamboja

NUSANTARANEWS.CO, Kamboja – Pemuda Magang Luar Negeri (PPMLN) adalah program yang memfasilitasi sebuah bentuk pengalaman dalam praktik kerja dan belajar untuk generasi muda dalam mengembangkan pengetahuan akademik dan keahlian profesional di lingkungan kebudayaan luar. Program PPMLN merupakan kerja sama Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) Indonesia dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

“Ini merupakan angkatan pertama program PPMLN Kemenpora dan tentunya keberlangsungan program ini ke depan tergantung bagaimana pemuda yang terpilih tersebut mampu berperan sama-sama mensukseskan kegiatan ini,” ujar Imam Nahrowi, Menteri Pemuda dan Olahraga pada acara Pre Departure Training PPMLN di Cibubur tanggal 25-27 September 2017 lalu.

Dalam hal ini, Kemenpora memberangkatkan 137 peserta ke-15 negara. Salah satu negara tujuan ialah Kamboja. Proses seleksi sudah dilakukan Kemenpora sesuai prosedur. Pada akhirnya, yang mendapat kesempatan salah satunya Septiana Ulandari, putri Jawa kelahiran Sumatera Selatan yang berdomisili di kabupaten OKU Timur.

Baca Juga:  Bercermin dari Wilson Lalengke, Pemimpin Sejati yang Melindungi Anggota tanpa Batas

“Alhamdulillah kali ini saya berkesempatan untuk bisa berangkat ke Kamboja dengan support full dari Kemenpora. Program ini sangat bagus untuk peningkatan skill agar pemuda siap bersaing dan mandiri di era globalisasi ini. Terima kasih Kemenpora,” kata Septi yang merupakan lulusan S1 pendidikan Bahasa Inggris STKIP Nurul Huda Sukaraja, yang mengirimkan rilisnya dari Kamboja, Minggu (19/11/2017).

Srikandi Sumsel yang juga aktif di organisasi PMII ini, mendapatkan project di bidang Education tentunya sesuai dengan background study, mengajar di A.E.T International School, tepatnya 45 menit dari pusat Kota Phonm Penh Ibu Kota Negara Kamboja bersama 2 temannya, satu teman dari Indonesia dan satu lagi dari Vietnam. Project tersebut berjalan selama 7 pekan, dimulai dari tanggl 5 November – 16 Desember 2017, kemudian kembali ke Indonesia.

“Saya merasa enjoy menjalani program ini, karena semua sesuai bidang studi yang saya ambil di kampus, yaitu pendidikan. Mengajar di negara lain tentu pengalaman yang sangat berharga, bisa membedakan baik dari segi kurikulum, kedisiplinan dan karakter orang-orang di sana. Hal-hal yang sekiranya positif akan kami bawa pulang dan diterapkan ketika kelak menjadi tenaga pengajar di Indonesia,” ucap Septi.

Baca Juga:  Budaya Pop dan Dinamika Hukum Kontemporer

Di akhir keterangan tertulisnya Septi mengatakan bahwa pemuda sekarang harus mempersiapan SDM yang berkualitas agar bisa bersaing di level internasional. Apa yang dikatakan Septi tentu sangat konteks dengan kondisi saat ini, di mana Indonesia sebentar lagi akan mengalami bonus demografi dan sudah menjalankan perjanjian perdagangan bebas lintas negara. Jika pemuda sekarang tidak mempersiapkan skill yang mumpuni sehingga tidak mampu bersaing, maka siap-siap menjadi penonton di negeri sendiri.

“Sebentar lagi kita akan mengalami bonus demografi dan tentunya peningkatan skill untuk mengahasilkan pemuda produktif agar mampu bersaing dengan dunia internasional. Bagi saya itu poin pentingnya untuk semua pemuda Indonesia, khususnya generasi muda Sumatera Selatan mari berkarya dan bersaing di tingkatan Mancanegara, dunia itu luas bukan hanya Indonesia, action speak louder than word, let’s grow up and show up your skills,” kata Septi, yang diketahui juga merupakan sosok Ketua Kopri PKC PMII Sumsel. (red)

Baca Juga:  Fenomena “Post Truth" di Pilkada Serentak 2024

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3