Berita UtamaMancanegara

Pertemuan APEC Mulai Digelar di Da Nang, Vietnam

NUSANTARANEWS.CO – Di tengah turbulensi ekonomi global yang terus berlangsung dalam arus globalisasi gelombang ketiga, kehadiran APEC pada tahun 1989 telah menjadi kanal baru bagi kerja sama ekonomi di Asia Pasifik – sehingga memberikan kontribusi penting bagi perdamaian, stabilitas dan pembangunan di Asia Pasifik.

Hari ini, APEC terus membuktikan perannya sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi global terutama berkat realisasi “Kesepakatan Bogor” yang semakin memperkuat peran APEC sebagai forum ekonomi utama di kawasan ini, menyumbang hampir 60 persen PDB global.

Keberhasilan APEC menjaga pertumbuhan ekonomi kawasan tidak terlepas dari kemauan politis para anggotanya yang terus berupaya mengintegrasikan ekonominya. Selama hampir tiga dekade forum multilateral ini berjalan – dengan mekanisme kerja sama multilateral lainnya termasuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) – APEC telah menjadi ajang kerjasama ekonomi global yang inklusif.

Dengan penuh semangat menghadapi dinamika dan tantangan baru arus globalisasi gelombang ketiga – APEC dengan 21 negara anggotanya kembali menggelar pertemuan guna membuka peluang baru sebagai forum ekonomi utama kawasan ini.

Baca Juga:  Kisah Pilu Penganiayaan Warga Pinrang versus Pencemaran Nama Baik

Pertemuan tingkat menteri Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) dibuka di Da Nang, Vietnam secara resmi oleh Presiden Republik Sosialis Vietnam yang juga sekaligus Ketua Konferensi Tingkat Tinggi Pemimpin Ekonomi APEC ke-25 Tran Dai Quang.

Dalam kesempatan itu, Presiden Quang sebagai tuan rumah APEC 2017 mengatakan bahwa adalah tugas Vietnam untuk melanjutkan misi forum agar membawa hasil nyata yang lebih dekat dengan masyarakat dan komunitas bisnis, sehingga bisa mewujudkan kemakmuran untuk kawasan Asia Pasifik terutama dengan menekankan pentingnya investasi dan perdagangan bebas untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Delegasi dari 21 negara yang hadir akan mendiskusikan perwujudan aturan perdagangan yang transparan, serta kerangka kerja perdagangan bebas multilateral yang lebih adil.

Di sisi lain, para anggota APEC juga khawatir dengan situasi kerja sama ekonomi akan kehilangan vitalistasnya karena Amerika Serikat (AS) lebih cenderung memilih kesepakatan bilateral daripada multilateral.

Terkait dengan sikap AS yang di bawah kepemimpinan Presiden Trump cenderung proteksionis, Menteri Perdagangan Jepang Hiroshige Seko mengatakan kepada wartawan bahwa yang penting negara-negara anggota harus memastikan komitmen AS tetap pada forum APEC.

Baca Juga:  Skenario Terbaik yang Bisa Diharapkan Indonesia dari Presiden Prabowo

Seko juga menambahkan bahwa, Jepang akan berupaya memimpin diskusi untuk menciptakan aturan investasi dan perdagangan berkualitas tinggi di kawasan Asia-Pasifik. (Banyu)

 

 

Related Posts

1 of 21