NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pria yang diduga merupakan penembak dalam festival musik kota di Las Vegas pada Minggu malam merupakan penduduk lokal yang tidak mempunyai catatan kriminal sebelumnya di negara bagian Nevada.
Dikutip dari Dailymail, Stephen Padsock merupakan pria berusian 64 tahun. Ia tinggal di Mesquite yang jarak tempuhnya mencapai 90 menit untuk menuju Las Vegas, di mana dia membeli rumah tersebut di sebuah komunitas pensiun dengan harga lebih dari US$ 369.000 pada tahun 2015, menurut catatan publik.
Dia tinggal dis ana bersama pacarnya Marilou Danley yang berusia 62 tahun, Polisi wanita yang sama mengaku mengetahui hal tersebut saat mereka mengajukan pertanyaan pada hari Minggu malam tepatnya pada saat mereka memulai penyelidikan atas serangan teror yang mengerikan tersebut.
Paddock memiliki izin berburu dan memancing menurut catatan publik, juga izin pilotnya, namun tidak ada catatan kriminal di negara bagian Nevada.
- Lady Gaga Sebut Penembakan di Las Vegas Tindakan Terorisme
- Ariana Grande Sebut Penembakan di Las Vegas Sebagai Tindakan Terorisme
- Penembakan di Las Vegas, Artis: Senjata Harus Dikontrol
- Paddock Gunakan Senapan Gaya Militer untuk Menembak Kerumunan Orang di Las Vegas
Pensiunan akuntan tersebut telah bekerja sebagai auditor internal di Lockheed Martin selama tiga tahun di akhir 1980-an, dan merupakan seorang manajer dan investor di kompleks apartemen yang berlokasi di Mesquite, Texas dan California yang membuatnya berjaya menurut saudaranya.
Paddock juga adalah anak dari Benjamin Hoskins Paddock, seorang perampok bank serial yang akhirnya masuk dalam daftar FBI Most Wanted kembali pada tahun 1969 ketika dia melarikan diri dari penjara federal di Texas saat menjalani hukuman 20 tahun.
FBI menyimpannya dalam daftar untuk delapan tahun ke depan, dan akhirnya dia ditemukan satu tahun setelah dia dikeluarkan dari daftar pada tahun 1978 saat berada di luar aula Oregon Bingo.
Agensi tersebut mengatakan bahwa buronan tersebut telah ‘didiagnosis sebagai psikopat’ dan juga memiliki kemungkinan ‘kecenderungan bunuh diri’.
Reporter: Restu Fadilah / Editor: Eriec Dieda
