NUSANTARANEWS.CO – Bangsa Indonesia tidak lama lagi akan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan RI ke-72. Kemerdekaan yang diraih oleh para pejuang bangsa Indonesia tentu tidak mudah. Berbagai rintangan dan tantangan yang mereka hadapi begitu besar. Namun, dengan penuh semangat dan pantang menyerah kemerdekaan bangsa Indonesia pada akhirnya dapat dicapai.
Sudah seharusnya semangat para pejuang kita patut dicontoh. Nilai-nilai kemerdekaan harus dicerminkan oleh seluruh warga negara Indonesia dengan membangun karakter yang kuat demi terwujudnya persatuan dan kesatuan. Dengan kata lian, penting dilakukan sebuah tabayyun kemerdekaan RI yang ke-72 guna mendorong penguatan karakter bangsa.
Berbicara kemerdekaan dan pembangunan, salah satu untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan ialah dengan terus mewujudkan pembangunan karakter. Pembangunan karakter merupakan pemikiran besar yang dicetuskan oleh para pendiri bangsa Indonesia. Sebab, bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan nuansa kedaerahan yang kental. Bangsa Indonesia membutuhkan kesamaan pandangan tentang karakter holistik. Hal itu, menyangkut persamaan dalam pemahaman dan pandangan untuk mewujudkan kesehjateraan seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan pembangunan karakter oleh bangsa ini ialah untuk membina dan mengembangkan karakter seluruh warga negara. Sehingga, tujuan itu mampu mewujudkan masyarakat yang selalu setia megamalkan kelima sila yang ada di Pancasila yakni masyarakat yang ber- Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, bersatu menjaga persatuan Indonesia, Berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kemerdekaan adalah modal utama untuk mewujudkan pembangunan karakter. Sebab, kemerdekaan Indonesia diraih dengan semangat yang didasari kebersaman, kesadaran, pemahaman rasa, karsa dan kesamaan. Oleh karena itu, Kemerdekaan ini harus ditanamkan dengan nilai-nilai persatuan dan persaudaraan oleh seluruh warga negara Indoneisa. Berbagai macam masalah-masalah yang muncul disebabkan perbedaan pandangan, perbedaan suku dan budaya sudah seharusnya dihilangkan. Sebab, jika masalah-masalah tersebut terus dipersoalkan maka akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Bung Karno pernah menggambarakan kemerdekaan sebagai jembatan emas. Dalam sebuah pidato di Badan Penyelidik Usaha Persiapam Kemerdekaan Indonesia (BPUKI) beliau mengatakan ‘di seberang jembatan, jembatan emas inilah, baru kita leluasa menyusun masayarakat Indonesia merdeka, gagah, kuat, sehat, kekal dan abadi’. Dari perkataan tersebut maka kita sekarang harus mau memaknai kemerdekaan ini sebagai jembatan emas untuk membangun masyarakat yang berakarakter.
HUT kemerdekaan Republik Indonesia yang diperingati oleh bangsa Indonesia pada setiap tanggal 17 Agustus, ini harus benar-benar dijadikan momen terpenting dalam memaknai kemerdekaan. Bukan berarti momen tersebut harus diisi dengan permainan rakyat, seperti panjat pinang, lomba lari goni, lomba tarik tambang, lomba memasak dan lain-lain.
Peringatan HUT RI sudah seharusnya diisi dengan kegiatan yang benar-benar menanamkan semangat nasionalisme dan patriotisme tinggi. Seperti, mengadakan kegiatan seminar yang mengingakatkan sejarah perjuangan para pejuang Indonesia dan memberikan pemahaman akan arti persamaan dan kesamaan pemahaman yang bisa dilakukan melalui sosialiasasi-sosialisasi keberbagai daerah seluruh Indonesia. Sehingga dengan demikian, kemerdakaan bangsa Indonesia ini benar-benar menjadi jembatan emas untuk mewujudkan pembangunan karakter.
*Santoso, penulis adalah Mahasiswa S1, Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
__________________________________
Redaksi menerima kiriman berupa artikel Opini serta catatan lainnya baik ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan dan agrowisata. Artikel bisa dikirimkan langsung melalui [email protected]