NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Novel Baswedan bergabung dengan KPK sejak 2007 sebagai penyidik KPK. Sepak terjangnya dalam memberantas korupsi membuat para koruptor dan mafia anggaran kebakaran jenggot. Upaya-upaya keji berupa teror dan kriminalisasi pun dilakukan untuk menghentikan gerak langkahnya.
Semangatnya untuk menumpas koruptor tidak pernah surut meski nyawa menjadi taruhannya. Selama menjadi penyidik KPK, Novel Baswedan mengalami beberapa kali teror, baik fisik maupun psikis.
Pertama, saat operasi tangkap tangan (OTT) KPK kepada Bupati Buol, Amran Batalipu pada 26 Juni 2012, motor yang dikendarai Novel Baswedan ditabrak mobil anak buah bupati namun berhasil menghindar. Upaya penghadangan ini menyebabkan Bupati Buol melarikan diri.
Kedua, terlibat perdebatan dengan perwira Bareskrim yang pangkatnya lebih tinggi saat memimpin Tim Penyidik KPK melakukan penggeledahan Markas Korlantas Polri atas kasus korupsi Simulator Sim Polri pada 30 Juli 2012. Perwira tersebut bersama 15 orang anggota Bareskrim meminta tim KPK menghentikan penggeledahan.
Ketiga, ia berhadapan dengan dua kompi anggota kepolisian di gedung KPK pada 5 Oktober 2012 yang akan menangkapnya setelah Polri menetapkannya sebagai tersangka atas kasus penganiayaan pencuri sarang burung walet tahun 2004 di Bengkulu. Upaya penangkapan ini tidak terlepas dari kinerja Novel Baswedan yang berhasil menjadikan Kepala Korlantas Polri, Irjen Pol Djoko Susilo sebagai tersangka kasus korupsi Simulator Sim Polri. Selain Irjen Pol Djoko Susilo, kasus tersebut juga menyeret satu jenderal polisi, yaitu Brigjen Pol Didik Purnomo, Mantan Wakil Kepala Korlantas Polri.
Keempat, mobilnya tiba-tiba masuk ke sungai di perbatasan Sumba, Kabupaten Dompu, NTT pada 15 Oktober 2015 saat melakukan pengecekan fisik pengadaan e-KTP. Kecelakaan tersebut dinilai janggal namun ada juga yang menduga akibat sopir mengantuk.
Kelima, terjatuh dan mengalami luka-luka usai motornya ditabrak oleh mobil Avanza pada pertengahan 2016 di Kuningan Jakarta Selatan saat berangkat kerja. Setelah berhasil menabraknya, pengendara mobil pun langsung tancap gas kabur.
Keenam, selamat dari upaya penabrakan pada tahun 2011. Penabrak salah mengidentifikasi sasaran sehingga Dwi Samayo menjadi korban penabrakan tersebut. Dwi Samayo merupakan penyidik KPK yang wajahnya mirip dengan Novel Baswedan.
Ketujuh, disiram air keras oleh pengendara motor yang telah mengintainya pada 11 April 2017 di dekatnya rumahnya. Akibatnya, mata Novel Baswedan sebelah kiri belum bisa melihat dan masih dalam tahap penyembuhan. (*)
Editor: Romandhon