Hot TopicPeristiwa

Zastrow Al Ngatawi Kritik Buruknya Komunikasi Ketum PB PMII

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Statemen Ketum PB PMII Aminudin Ma’ruf saat sambutan Kongres PMII di Palu terus menjadi pergunjingan khalayak ramai. Ini menyusul etika bahasa yang digunakan Amin yang menjudge Palu sebagai pusat gerakan radikal dan penentang NKRI.

Menanggapi penyataan Ketum PB PMII itu, salah satu senior PMII sekaligus budayawan NU, Zastrow Al Ngatawi menilai sekalipun itu sifatnya joke (candaan), namun statemen Amin di forum besar seperti kongres dianggap tidak etis. Lebih lanjut, Zastrow Al Ngatawi menganggap ada kesan juwama dari sosok Amin saat menyindir Kapolri Tito Karnavian dan juga Gubernur Sulteng.

“Kalau melihat kutipan pernyataannya kok terkesan jumawa dan sarkastik ya. Meski itu mungkin disampaikan dalam konteks canda tapi kok terasa tidak etis. Masak dibilang kalau Pak Tito (Polri) tidak mampu baru PMII turun, emang kemampuan PMII di atas Polri?” ujar Zastrow Al Ngatawi saat dikonfirmasi Nusantaranews.co, Selasa (16/5/2017).

Secara personal, orang dekat Gus Dur ini mengaku menyayangkan statemen Ketum PB PMII tersebut yang telah menyinggung publik Palu. “Sangat disayangkan karena terkesan jumawa dan tidak etis. Meski itu mungkin disampaikan dalam gaya kelakar,” sambungnya.

Baca Juga:  Pelantikan Pengurus Komite SMPIT Al-Izzah Sorong Periode 2024-2026 Berlangsung Khidmat

Apa yang terlontar dari Aminudin menurut Kang Zastrow sapaan Zastrow Al Ngatawi telah mencerminkan bagaimana buruknya komunikasi politiknya. Mestinya, lanjut Kang Zastrow, Amin harus menggunakan redaksi yang halus dan tidak menohok.

“Ini cermin komunikasi yang buruk. Mesti faktanya begitu namun bisa disampaikan dengan redaksi yang lebih umum dan soft yang tidak menunjuk hidung,” ujar dia.

Dirinya juga khawatir akibat statemen tersebut, bisa membawa efek negatif terhadap nama baik organ PMII yang kerkenal memiliki landasan berpikir Tawassuth, Tawazun, dan Tasamuh. “Ya pasti ada. Apalagi kalo digoreng oleh orang yang lagi jealous (iri) sama PMII,” tegasnya.

Berita Terkait:

Tuding Palu Pusat Gerakan Radikal, Ketum PB PMII Didesak Minta Maaf

Berikut kutipan pernyataan Aminudin Ma’ruf, “Pak presiden kami sengaja laksanakan kongres di Tanah Tadolaku bertema meneguhkan konsensus bernegara untuk Indonesia berkeadaban. Tanah ini pusat radikal Islam, di tanah ini pusat dari gerakan menentang NKRI, PMII sengaja membuat tanah ini untuk membuktikan jika PMII tidak sejengkal untuk mereka yang mau mengubah Pancasila dan mengancam NKRI kami tidak mundur. Sebelum kami maju ada Pak Tito yang maju duluan, ada kakak Banser, kalau Pak Tito sudah kalah baru PMII maju.”

Baca Juga:  Wercok Anita Diduga Intervensi Penanganan Kasusnya, Alumni Lemhannas Desak Kapolres Pinrang Dicopot

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 20