NUSANTARANEWS.CO – Kanselir Jerman Angela Merkel tiba di Arab Saudi pada 30 April 2017 kemarin. Tanpa mengenakan jilbab atau penutup kepala, Merkel mendarat di Arab Saudi untuk melakukan pembicaraan dengan Raja Salman.
Kanselir Jerman disambut oleh Raja Salman dan pejabat tinggi lainnya di Jeddah. Diketahui, Merkel bukanlah wanita Barat pertama yang menolak mengenakan jilbab. Selain Merkel, ada Hilarry Clinton, Theresa May dan Michelle Obama yang juga sama seperti dirinya terutama ketika bertemu dengan pemimpin Arab Saudi.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May juga pernah berkunjung ke Riyadh tanpa penutup kepala. Malah, May hendak menunjukkan teladan bagi wanita di Inggris yang banyak tertindas. Aturan di Arab Saudi mewajibkan wanita mengenakan jubah dan penutup kepala. Wanita juga diharuskan mengikuti sistem wali dan dilarang mengemudi. Namun, kewajiban itu tak berlaku bagi Merkel saat berkunjung bertemu dengan Raja Salman.
Di Jerman sendiri, Merkel telah meminta pelarangan burqa karena menilai pakaian tersebut tidak dapat diterima dan harus dilarang. Bahkan, pelarangan pakaian serba tertutup tersebut sudah dibuatkan rancangan UU untuk melarang PNS, hakim dan tentara mengenakan cadar di tempat kerja. RUU ini diketahui sudah disepakati oleh parlemen Jerman.
“Dari sudut pandang saya, seorang wanita yang benar-benar tertutup hampir tidak memiliki kesempatan untuk mengintegrasikan dirinya di Jerman,” ujar Merkel kepada Redaktionsnetzwerk Deutschland Agustus tahun lalu.
Jerman bukanlah negara Eropa satu-satunya yang melarang burqa dan Cadar. Negara lain di antaranya Perancis, Belgia, Belanda dan Bulgaria.
Terlepas dari itu, pertemuan Merkel dan Raja Salman adalah untuk mendesak Arab Saudi membantu mengatasi krisis pengungsi di Eropa yang dinilai sebagian besar berasal dari Timur Tengah dan Afrika. Jerman sendiri telah membantu ratusan ribu pengungsi dari Suriah, Afghanistan dan Irak dalam beberapa tahun terakhir.
Selama kunjungan satu hari ke kota pelabuhan tersebut, Merkel akan menghadiri persiapan untuk KTT G20 di 20 negara industri dan negara berkembang yang berlangsung di Hamburg pada bulan Juli. Dia dijadwalkan mengunjungi negara tetangga Uni Emirat Arab setelah kunjungannya ke Arab Saudi.
Pewarta: Eriec Dieda
Editor: M. Romandhon