NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Ego Syahrial menginginkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah proaktif dalam menetapkan Kawasan Budidaya Lahan Kering (KBLK).
Menurutnya jika KBLK tersebut sudah dikeluarkan mengenai pemetaan di daerah mana yang dibudidayakan, delineasi peta juga akan keluar. “Hasil dari penelitian, kami akan tentukan geometri geologi mana daerah yang dilindungi mana yang nggak, jadi delineasi akan lebih jelas,” ujar Ego di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa, 18 April 2017.
Menurutnya selama ini penelitiannya hanya berdasarkan data sekunder atau data hipotesa masyarkat setempat terkait indikasi KBLK. Maka dari itu, kata Ego, perlu ada penelitian 6 sampai 12 bulan.
Ego menjelaskan sementara ini untuk di kawasan Rembang dan sekitarnya pihaknya sudah menemukan dua lokasi Cekungan Air Tanah
(CAT) yakni di Kabupaten Rembang dan Blora. “Untuk di luar CAT ada tujuh kabupaten yang memiliki daya dukung, yang diteliti hidrologi karst disini,” kata Ego.
Sementara itu, Kepala Bidang Geologi Lingkungan dari Kementerian ESDM, Andiyani mengatakan setelah ada usulan dari Pemprov selanjutnya akan ada evaluasi secara adminitrasi kelengkapan peta. “Kemudian kami lakukan pemetaan persebaran batu gamping,” ucap dia. Andiyani menuturkan, mengenai data sungai bawah tanah lebih banyak datanya berdasarkan partisipasi dari masyarakat.
Ego Syahrial menambahkan, bahwa Badan Geologi membuka pintu seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menyampaikan data-data itu. “Setelah itu verifikasi, kami buka pintu untuk masyarakat yang menyampaikan data informasi terkait dengan penelitian selama sebulan ini yang dimulai dari Senin kemarin.”
Selain itu, Ego berjanji bahwa tidak ada aktivitas penambangan dari PT Semen Indonesia (Persero) selama penelitian tersebut berlangsung. “Yang terkait sama semen harus nunggu hasil lebih lanjut dari kajian komprehensif,” tutur dia.
Reporter: Richard Andika