NUSANTARANEWS.CO – Mantan Penasihat Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Hankam (1983), Sayidiman Suryohadiprojo menilai, demi tegaknya Pancasila, pemerintah dan legislatif pusat serta daerah harus sungguh-sungguh menjalankan kebijakan ekonomi sosial yang berorientasi pada Rakyat.
“Harus diutamakan perwujudan yang kongkrit dan nyata dalam mendatangkan kesejahteraan rakyat, bukan hanya berteori dan menunjukkan konsep-konsep yang bagus tanpa implementasi,” kata Sayidiman.
Lebih lanjut, harus dihentikan pula korupsi yang mencuri kekayaan negara dan bangsa untuk kepentingan perorangan dan golongan. “Kemiskinan harus makin hilang dan rakyat di mana-mana hidup makmur dalam keadilan. Diusahakan agar langkah demi langkah mayoritas bangsa menjadi golongan menengah yang penghasilannya cukup tinggi. Diusahakan agar dalam masa 20 tahun mendatang sekurangnya dapat dicapai penghasilan sebesar USD 10.000 per kapita per tahun. Dalam masyarakat 85 % masuk golongan menengah, 10 % golongan kaya dan paling banyak 5% golongan miskin,” sambung dia.
Menurutnya, usaha ini tidak mungkin lepas dari perkembangan internasional, khususnya perkembangan di kawasan Asia Timur. Di lingkungan internasional itu amat kuat berlaku sikap individualis yang mengutamakan dominasi dan hanya bersedia meninggalkan kehendak mendominasi kalau kerjasama lebih menguntungkan kepentingannya. “Sebab itu bangsa Indonesia harus membangun daya saing yang cukup kuat agar bangsa lain terdorong untuk hidup bersama secara harmonis dan kita tidak mengalami kembali dominasi oleh bangsa lain itu,” imbuhnya.
Di samping memerlukan kebijakan ekonomi yang tepat dari Pengendali Negara juga memerlukan kegiatan rakyat yang penuh daya dan semangat juang serta kebersamaan untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan. Kebijakan ekonomi yang tepat adalah yang mengutamakan kepentingan dan kekuatan bangsa yang meliputi seluruh rakyat Indonesia.
“Kebijakan ekonomi yang tepat akan menggelorakan semangat rakyat untuk mengembangkan daya saing nasional yang kuat. Harus dihilangkan kecenderungan manusia Indonesia yang manja mental karena pengaruh alam lingkungan yang relatif murah dan mudah bagi manusia Indonesia,” lanjut dia.
Manusia Indonesia, menurut Sayidiman juga harus tidak boleh kalah dalam hal daya dan semangat juangnya dari manusia Korea yang tidak atau sedikit sekali memiliki potensi kekayaan alam seperti minyak, gas bumi, dan iklim. Dengan daya dan semangat juang yang kuat manusia Indonesia akan dapat memanfaatkan secara maksimal segala kemurahan yang dilimpahkan Tuhan untuk membangun kesejahteraan dan kemajuan. Sekaligus selalu pandai memelihara alam lingkungan itu agar dapat secara berlanjut memberikan sumber bagi penciptaan kehidupan yang maju dan sejahtera.
Dengan kebijakan ekonomi yang tepat dan semangat juang rakyat yang menggelora, kata dia, maka segala potensi negara dan bangsa harus bermanfaat bagi rakyat Indonesia, bukan untuk mensejahterakan bangsa lain. Sedangkan rakyat Indonesia tetap miskin. Sebagaimana keadaan sekarang. “Hal itu amat penting untuk mengakhiri segala cemoohan bahwa Pancasila justru membuat rakyat miskin dan karena itu menjadi alasan sementara golongan untuk mengambil Dasar Negara baru bagi Indonesia yang berbeda dari Pancasila,” tegasnya.
Editor: Romandhon