Politik

Implementasi Pancasila Tidak Boleh Terlalu Kompromistis

NUSANTARANEWS.CO – Pancasila bukan ditemukan oleh Soekarno tapi Soekarno menggali Pancasila dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sudah hidup di masyarakat sejak lama. Demikan kata Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato politiknya pada peringatan ulang tahun ke-44 PDI Perjuangan.

“Pancasila bukan suatu ideologi yang dipaksakan oleh Bung Karno atau pendiri bangsa lainnya. Tapi Pancasila adalah nilai-nilai luhur, norma, tradisi, dan cita-cita bangsa Indonesia sejak masa lalu. Bung Karno menegaskan, dirinya sebagai penggali Pancasila yakni dari harta kekayaan rohani, moral, dan budaya bangsa, dari buminya Indonesia,” kata Megawati tegas di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (10/1/2017)

Melanjutkan Bung Karno, Presiden kelima Republik Indonesia ini menegaskan lagi bahwa Pancasila adalah warisan budaya bangsa Indonesia. “Pancasila berisi prinsip dasar, yang selanjutnya diterjemahkan dalam konstitusi dan menjadi penuntun sekaligus rambu dalam membuat norma-norma sosial politik,” jelasnya.

Menurut Megawati, produk kebijakan politik, tidak boleh bersifat apriori. Bahkan, harus merupakan keputusan demokratis berdasarkan musyawarah mufakat. “Pancasila sebagai jiwa bangsa, tidak memiliki sifat totaliter dan tidak boleh digunakan sebagai stempel legitimasi kekuasaan,” katanya.

Baca Juga:  Tolak Pemimpin Omon-Omon, Milenial Jawa Timur Rame-Rame Sumbang Suara Tebal Khofifah di Pilgub

Pancasila, lanjut Mega, bersifat aktual, dinamis, antisipasif, dan mampu menjadi bintang penuntun dan penerang bagi bangsa Indonesia. “Pancasila, selalu relevan dalam menghadapi setiap tantangan yang sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, serta dinamika aspirasi rakyat,” ujarnya.

Mega juga menyampaikan bahwa, iumplementasi Pancasila tidak boleh terlalu kompromistis saat menghadapi hal yang bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.

“Agar Pancasila tidak kaku dan keras dalam merespon keaktualan problematika bangsa, maka instrumen implementasinya pun harus dijabarkan secara lebih nyata, tanpa bertentangan dengan filosofi pokok dan kepribadiaan bangsa,” terang Megawati.

Pada peringatan ulang tahun ke-44 PDI Perjuangan tersebut dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, sejumlah Menteri Kabinet Kerja, sejumlah ketua umum partai politik, serta pengurus dan kader PDI Perjuangan. (kiana/ris)

Related Posts

1 of 55