Ekonomi

HKTI: Benih Cabai Berbakteri dari China Ancam Kepentingan Nasional

Lahan Pertandian terbengkalai. Foto IST
Lahan pertandian terbengkalai. Foto IST

NUSANTARANEWS.CO – Wakil Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Heri Gunawan, mengingatkan pemerintah agar peka terhadap persoalan-persoalan yang dapat mengganggu ketahanan dan kedaulatan pangan bangsa dari ancaman asing.

Demikian disampaikan Heri saat menanggapi tertangkapnya warga negara China yang membawa benih dan tanaman cabai yang mengandung bakteri berbahaya.

“Pemerintah harus melihat kasus ini sebagai ancaman serius bagi kedaulatan dan keamanan pangan nasional,” ungkapnya kepada wartawan saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (17/12/16).

Menurut Heri, jika ditelisik lebih jauh lagi, ada banyak keanehan dalam kasus ini. Mulai dari masuknya warga China secara diam-diam dan ilegal bahkan bisa membawa benih cabai yang mengandung bakteri yang berbahaya, hingga pelaksanaan aktivitas yang juga tak kalah bahayanya, yaitu penanaman benih cabai tersebut di wilayah hukum Indonesia.

“Pemerintah sudah semestinya sadar bahwa kita sedang dalam masa perang modern yang bentuk serangannya sangat licin dan bahkan tidak terlihat. Kasus penanaman bakteri di Bogor oleh warga China harus diwaspadai sebagai salah satu bentuk perang modern itu. Jelas sekali praktiknya. Dari penyusupan hingga adanya aktivitas yang membahayakan kepentingan nasional,” ujar Politisi dari Partai Gerindra itu.

Baca Juga:  Dorong UMKM Binaan Ekspor ke Jepang, Bank UMKM Jatim Jalin Kerja Sama Atase Perdagangan RI di Tokyo

Jadi, Heri menegaskan, pemerintah jangan anggap enteng kasus tersebut karena ini sudah mengancam kedaulatan pangan Indonesia.

“Kita tahu bahwa pangan adalah persoalan vital. Itu tidak saja menyangkut soal perut saja, tapi sangat berhubungan dengan masalah politik hingga pertahanan. Apalagi bakteri tersebut ditaruh pada bahan makanan yang berkategori sebagai barang pokok dan penting sebagaimana diatur dalam Perpres (Peraturan Presiden) Nomor 71 Tahun 2015 tentang Barang Pokok dan Penting (Bapokting). Ini sudah menyangkut ketahanan nasional yang di dalamnya bergantung jutaan nyawa,” kata Anggota Komisi XI DPR RI itu.

Heri menambahkan bahwa Pemerintah sudah seharusnya melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi terhadap kejadian ini karena cabai merupakan salah satu barang pokok dan penting.

“Kasus ini menunjukkan bahwa pemerintah belum atau mungkin tidak memiliki perspektif bahwa pangan adalah barang yang menyakut kedaulatan dan ketahanan nasional sehingga kita bisa dengan mudah dikadalin, kecolongan, dan bikin malu. Dari perang harga, perang impor, hingga perang bakteri. Itu semua adalah salah satu bentuk-bentuk perang modern,” ujar Anggota Komisi XI DPR RI ini. (Deni)

Related Posts

1 of 469