Berita UtamaKolomMancanegaraOpiniTerbaru

Lawan Provokasi Barat, Belarusia dan Rusia Tingkatkan Kerja Sama Militer

Lawan Provokasi Barat, Belarusia dan Rusia Tingkatkan Kerja Sama Militer
Lawan Provokasi Barat, Belarusia dan Rusia Tingkatkan Kerja Sama Militer/ Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presiden Belarusia Alexander Lukashenko baru-baru ini mengatakan bahwa Belarusia dan Rusia akan mengerahkan pasukan bersama sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya sebagai peningkatan ketegangan di perbatasan barat negara itu, kata kantor berita Belta.

Inisiatif kedua negara ini muncul setelah dinas intelijen Belarusia menyimpulkan bahwa Ukraina dan kekuatan Barat akan memulai provokasi dan rencana agresi di perbatasan Belarusia.

Sehingga pada pada 10 Oktober lalu, setelah sabotase jembatan yang menghubungkan Rusia ke Semenanjung Krimea – Rusia dan Belarusia mengumumkan langkah penempatan pasukan bersama di perbatasan sebagai kontingen pendukung untuk memperkuat kapasitas taktis pasukan.

Dalam komentarnya, Presiden Lukashenko mengatakan bahwa Ukraina tampaknya didorong oleh ‘backing’ nya untuk menyeret Belarusia ke dalam perang dengan membuka front kedua di perbatasan selatan. “Bahwa rencana itu terdengar seperti “kegilaan” dari sudut pandang militer, tetapi Minsk tidak dapat lagi mengabaikan bukti bahwa Kiev sebenarnya sedang mempersiapkan kegiatan dalam hal ini.”

Baca Juga:  Gelar Rakorwil, NasDem Bidik Menang Tebal Khofifah-Emil di Pilgub Jatim

Boleh jadi sabotase “Jembatan Krimea” tampaknya bertujuan untuk mencegah segala bentuk kerja sama antara Belarus dan Rusia, seperti yang terjadi pada beberapa momen operasi militer khusus, ketika pasukan Rusia memasuki Ukraina melalui wilayah Belarusia.

Meskipun begitu, sejauh ini Minks tetap netral bahkan bahkan mengabaikan beberapa serangan Ukraina yang konstan sejak Maret – ketika rudal Tochka-U Ukraina pertama kali menyerang Belarusia.

Namun provokasi Barat yang terus menerus malah semakin meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Apalagi setelah Kementerian Pertahanan Belarusia, memiliki bukti bahwa Polandia dan negara Baltik tercium sedang merencanakan beberapa langkah agresi terhadap Belarusia.

Seperti dikatakan, Menteri Pertahanan Belarusia Viktor Khrenin pada 4 Oktober bahwa, “Kami akan merespons semua ancaman yang mungkin muncul dengan cepat, akurat dan memadai. Itulah sebabnya langkah-langkah keamanan sedang dipertimbangkan untuk menanggapi ancaman tersebut.”

NATO tampaknya sedang berupaya mengacaukan lingkungan kemitraan strategis regional Rusia untuk menyerang Federasi Rusia secara tidak langsung dengan upaya menggulingkan pemerintahan yang sah.

Baca Juga:  Raja Maroko King Mohammed VI Sambut Kunjungan Kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Dar al-Makhzen

Sekedar informasi, sebelum operasi militer khusus Rusia dimulai, Amerika Serikat (AS) dan Barat telah beberapa kali mendanai dan mendukung protes massa di Minsk, untuk menggulingkan pemerintahan yang sah melalui “revolusi warna” dan serangan terorisme. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 62