NUSANTARANEWS.CO – Di balik keriuhan dan gemerlap lapangan hijau, ternyata banyak tragedi yang menyimpan duka bagi pelaku insan kulit bundar. Kali ini rubrik Sport, Nusantaranews.co akan menghadirkan berebarapa kajadian memilukan di luar lapangan yang mendera pera pemain sepakbola dunia.
Salah satu kisah pilu datang Sergi Lopez Segu. Sosok ‘legenda’ Barcelona diakhir 80-an. Dimana, eks-pemain Blaugrana yang berposisi sebagai pemain gelandang ini memiliki cerita tragis di akhir karir sepakbolanya. Pada 4 November 2006 silam, dirinya secara tragis mengakhiri nyawanya dengan melakukan bunuh diri rel kereta api.
Seketika tubuhnya hancur dan nyawanya melayang. Kisah pilu yang mendera Sergi Lopez ini tentu mengguncang dunia sepak bola sekaligus menjadi cerita duka bagi para pegiat si kulit bundar. Ia meningga di usia 39 tahun.
Diduga motif bunuh diri yang dilakukan oleh pria kelahiran 6 Oktober 1967 ini dilatarbelakangi karena himpitan hidup yang menderanya. Setelah mengalami cidera parah yang mengharuskan ia berhenti total dari dunia sepakbola, Lopez juga mengalami kegagalan dalam biduk rumah tangga.
Kondisi yang memprihatinkan inilah yang membuatnya tak sanggup untuk menjalani kehidupan ini dan membuatnya depresi berat. Pria berkebangsaan Spanyol ini lahir di Desa Granoller, Bracelona, Catalonia.
Di tahun pertamanya menjalani karir sepakbola, Lopez memiliki bakat yang menjanjikan. Bahkan dua klub raksasa Spanyol, yakni Barcelona dan Read Madrid kepincut dengan bakat yang dimilikinya. Akhirnya ia memilih Barcelona sebagai klub yang dibelanya.
Lopez melakukan debut pertamanya di Barcelona pada tahun 1988. Selama berkarir di Barca, ia telah menyumbangkan satu trofi La Liga, dan dua trofi Piala Spanyol. Pada musim panas tahun 1991, Lopez hijrah ke RCD Mallorca. Sebelum akhirnya cidera menghantamnya.
Setelah memutuskan berhenti dari lapangan hijau, Lopez kemudian menikah dan tinggal di Argentina. Dari pernikahannya tersebut ia dianugerahi seorang anak. Namun, sayang pernikahannya mengalami badai perceraian. Sebelum akhirnya, ia memilih untuk mengakhiri hidupnya. Selamat jalan Lopez, sepakbola senantiasa mengenangmu. (Adhon MK)