NUSANTARANEWS.CO, Berlin – Mengenal Infantry Fighting Vehicle Rheinmetall Lynx KF-41 Jerman. Lynx KF-41 mungkin adalah Infantry Fighting Vehicle (IFV) terberat dan paling terlindungi di dunia buatan Rheinmetall. IFV Lynx adalah dikembangkan secara khusus oleh Rheinmetall untuk kepentingan ekspor. Sementara IFV Puma yang dikembangkan oleh Rheinmetall dengan Krauss-Maffei Wegmann digunakan untuk militer Jerman sejak 2015.
Desain dan konsep modern Lynx menggabungkan sistem perlindungan berlapis, aktif, reaktif, dan pasif bersama dengan teknologi senjata baru, amunisi performa tinggi, kanon mesin 57mm, dan peluru kendali anti-tank jarak jauh sehingga memberi kemampuan tempur yang sangat baik di medan perang.
Lynx KF-41 pertama kali diumumkan ke publik pada tahun 2018. Kendaraan tempur ini sedikit lebih besar dari Lynx KF-31 yang dapat menampung lebih banyak pasukan, dan memiliki mesin yang lebih bertenaga.
Modul misi Lynx dapat diganti sesuai dengan kebutuhan lapangan dalam waktu 8 jam. Kendaraan lapis baja berat ini berperan sebagai kendaraan pos komando, kendaraan pengintai lapis baja, kendaraan perbaikan dan pemulihan serta ambulans lapis baja.
Dengan kata lain, Lynx memiliki desain modular yang dapat dikonfigurasi menjadi kendaraan multi misi yang kini sudah menjadi konsep kendaraan standar lapis baja di Eropa yang juga dilengkapi dengan sistem proteksi NBC dan sistem pencegah kebakaran otomatis.
Rheinmetall Lynx KF-41 dengan bobot sekitar 44 ton dan mampu melaju dengan kecepatan 70 km per jam ini diklaim menjadi salah satu IFV terberat dan paling terlindungi, bahkan mengungguli Puma milik tentara Jerman. Ketebalan bajanya mampu menahan tembakan peluru 35 mm dan tahan ledakan ranjau setara dengan 10 kg TNT. Bahkan busur depannya dapat menahan hantaman peluru hingga 125 mm.
Menariknya, Lynx dapat dipasang sistem perlindungan hard-kill yang secara signifikan dapat bertahan untuk melawan rudal anti-tank selain sistem pertahanan “penyamaran” semi otomatis begitu dibidik oleh laser lawan – sehingga mengurangi kemungkinan terkena tembakan rudal anti-tank.
Kendaraan tempur Jerman ini memiliki sistem pengendalian tembakan canggih dengan kemampuan “pemburu-pembunuh”. Komandan cukup mencari dan memilih target, selanjutnya senjata terpasang secara otomatis, penembak tinggal menyelesaikan proses membidik dan menembak.
Selama waktu itu komandan dapat mencari target berikutnya. Metode ini memungkinkan peningkatan kecepatan dalam menghancurkan target. Sistem kendali penembakan Lynx memiliki kemampuan pengenalan dan pelacakan target otomatis, yang terhubung ke kamera 360° TV/IR selain sejumlah sistem elektronik on-board modern lainnya, termasuk sistem manajemen medan perang.
Lynx KF-41 hanya diawaki 3 orang dan dapat membawa 8 personel bersenjata lengkap. Dipersenjatai dengan meriam 35 mm dan senapan mesin koaksial 7,62 mm 3 barel. Fitur yang tidak biasa dari turret Lance 2.0 adalah memiliki pod misi yang fleksibel di setiap sisinya. Pod misi ini dapat berisi 2 peluru kendali anti-tank jarak jauh Spike LR2, amunisi non-line of sight loitering, UAV, paket peperangan elektronik, rudal permukaan-ke-udara, atau berbagai sistem lainnya. (Agus Setiawan)