NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Pasca penetapan terkait pemindahan ibukota negara ke Kalimantan Timur, Kementerian dan Lembaga langsung melakukan persiapan seperti halnya Kementerian Pertanian (Kementan) yang telah menetapkan 3 Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara sebagai daerah penyangga pangan untuk Ibukota Negara, salah satunya adalah Kabupaten Nunukan.
Hal tersebut disampaikan melalui pemaparan Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang disampaikan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian (Kementan), Justan Riduan Siahaan saat memimpin rapat koordinasi dengan pemerintah Daerah se Provinsi Kalimantan Utara, di ruang pertemuan Kantor Gubernur Kalimantan Utara pada Kamis (12/9/2019).
“Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan bersama Kabupaten Malinau di Provinsi Kaltara disiapkan sebagai daerah penyangga pangan Ibukota baru yang akan dibangun 2024 mendatang di Provinsi Kalimantan Timur,” ungkap Justin.
Justin mengatakan ini merupakan langkah strategis guna menyediakan pangan Ibukota baru secara berdaulat atau tanpa impor. Kementan akan menyiapkan Kabupaten Bulungan dan Nunukan sebagai sentra produksi padi, cabai dan bawang merah. Sedangkan Kabupaten Malinau disiapkan menjadi sentra produksi padi dan jagung.
Dikatakan, selain produk pangan yang telah ditetapkan kementan, daerah juga diminta untuk menyiapkan produk pangan lain untuk dikembangkan namun menurutnya daerah diminta dapat dilakukan di satu kawasan sehingga nantinya kedepan dapat dikembangkan menjadi sebuah industri.
“Kementan berharap daerah tidak melakukan per spot-spot, dibuatkan suatu kawasan pangan,” ungkapnya.
Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid yang diwakili oleh Asisten Ekonomi Pembangunan Robby N Serang mengaku menyambut baik program yang dicanangkan pemerintah pusat dan menetapkan Kabupaten Nunukan sebagai salah satu daerah penyangga pangan untuk ibukota negara.
Robby mengatakan untuk ketersedian lahan di Nunukan dinilai masih cukup luas untuk kebutuhan tanaman pangan dan hortikultura. Menurut Robi, apabila lahan-lahan tidur yang saat ini cenderung terbiarkan dapat dimanfaatkan, maka rencana Pemerintah tersebut bukan omong kosong.
“Menurut saya masih ada ratusan bahkan ribuan hektar lahan-lahan produktif yang saat ini nampak terbiarkan. Kalau lahan tersebut dimanfaatkan, swa sembada pangan bukan sebuah kemustahilan,” tuturnya.
Lebih lanjut Robi kembali mengungkapkan bahwa Nunukan adalah salah satu dari wilayah di Indonesia yang berada dalam zona ekonomi agraria dan bahari. Untuk sektor laut dan sungai telah tersedia berbagai biotanya, begitu pula dengan di daratan tak kalah kaya dengan sumber daya alamnya.
“Tinggal kita bagaimana mengelola semua karunia Tuhan itu dengan rasa syukur. Tentang jenis-jenis komoditi apa yang akan di kembang biakan dan diberdayakan, tentu disesuaikan dengan kultur alam di wilayah tersebut. Intiya kita siap dan berupaya agar tak ada lagi lahan yang mubazir,” pungkas Robi. (edy/eda)
Editor: Eriec Dieda