Kolom

9 Mei Hari Jadi PKI, Akankah Sejarah Terulang?

NUSANTARANEWS.CO – Hari ini  tanggal 9 Mei 2017, 103 tahun yang lalu berdiri PKI dan hari ini eksponen PKI melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk memperingatinya. Beberapa hari yang lalu di media massa disebutkan bahwa mereka akan melakukan acara di Semarang dan beberapa ormas Islam berkoordinasi dengan Polres Semarang untuk membubarkannya.

Sebagai gerakan yang sudah resmi dibubarkan oleh Presiden Suharto setelah gagal kudeta yang di kenal dengan G30S PKI pada tahun 1965. Sebagai pemberontakan kedua setelah pemberontakan PKI pertama di Madiun.

Sasaran pembunuhan mereka adalah tokoh-tokoh Islam baik tingkat lokal maupun nasional. Tentara dan pejabat lain yang dianggap membahayakan gerakan mereka. Sehingga mereka harus dihilangkan agar memudahkan jalan mereka menguasai negara.

52 tahun sudah resmi pembubaran PKI oleh pemerintah. Secara organisasi memang lumpuh gerakan PKI karena tidak adanya kegiatan-kegiatan formal dan terbuka dalam skala besar yang bisa dilakukan. Karena apa yang akan dilakukan oleh mereka segera dibubarkan oleh ormas Islam dan aparat pemerintah.

Sebagai ideologi yang diyakini banyak orang yang masih percaya dengan ideologi komunis, sampai hari ini tidak akan mati bahkan sepertinya tumbuh subur pada akhir-akhir ini.

Baca Juga:  Polres Sumenep Gelar Razia Penyakit Masyarakat di Cafe, 5 Perempuan Diamankan

Mereka dengan terang-terangan memakai atribut-atribut yang menggambarkan mulai munculnya paham komunis ini. Ada buku yang bisa dibaca semua orang berjudul, Aku bangga jadi anak PKI. Menandakan bahwa ideologi pemikiran tidak bisa padam.

Menunggu saat yang tepat untuk muncul kembali sambil menunggu dukungan agar mendapat legitimasi bahwa, gerakan itu hanya pemikiran saja bukan kudeta.

Hari-hari ini umat Islam mulai disibukkan dengan agenda pembubaran HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) oleh pemerintah yang dibacakan oleh Menkopolhukam Wiranto. Ada beberapa alasan yang dikemukakan dalam pembubaran itu dan sudah diketahui publik bahwa HTI mengancam negara.

Umat Islam harusnya waspada, mengapa momentum pembubaran HTI bertepatan dengan 1 hari menjelang ulang tahun PKI? Umat Islam harusnya bersatu padu menghadapi gerakan komunis ini yang jelas bertentangan dengan Pancasila.

Menilik group-group WA yang anggotanya berbagai latarbelakang keilmuan bisa dilihat polarisasi dalam berargumentasi. Ada yang menyikapi pembubaran itu dengan riang gembira, Ada yang mensikapi dengan keprihatinan, Ada yang mensikapi biasa saja. Masing-masing memiliki argumen masing-masing sesuai kapasitas pribadi dan ada juga yang sesuai dengan pesan organisasi yang diikutinya.

Baca Juga:  Polres Sumenep Gelar Razia Penyakit Masyarakat di Cafe, 5 Perempuan Diamankan

Bagi anggota WA yang berasal dari khusus satu kelompok saja, pembubaran HTI ini disikapi dengan ruang gemhira, mereka mengungkapkan dengan bahasa-bahasa yang sarkasme untuk memunculkan kegembiraan itu Bahkan cenderung berlebihan.

Banyak pendapat-pendapat dari ahli yang justru mempersempit kehebatan anggota jamiyahnya, dalam tulisan panjang yang dibuatnya, terbaca dengan jelas yang disasar HTI adalah NU. Dan ini yang terus digelindingkan sehingga menjadi pendapat yang disetujui bersama.

Pendapat yang menyatakan bahwa HTI itu menyasar NU, menunjukkan bahwa yang bersangkutan mengecikan organisasi NU yang memiliki struktur yang kuat dan pengkaderan yang kuat. Dengan sistim pengkaderan yang kuat dilakukan oleh Banom-Banom NU ini akan sulit sekuat organisasi apapun untuk menembusnya.

Jadi kalau ada tokoh atau siapapun yang menyampaikan bahwa HTI itu menyasar jamiyah NU berarti itu mengecilkan peran organisasi ini yang sudah se abad membentengi anggotanya untuk tidak tertarik dengan ideologi apapun diluar NU. Kalau ada orang yang masih menuduh bahwa HTI menyasar anggota NU, Hal ini berarti melihat pengkaderannya masih kurang maksimal.

Baca Juga:  Polres Sumenep Gelar Razia Penyakit Masyarakat di Cafe, 5 Perempuan Diamankan

Peran besar untuk mmperkuat jamiyahnya untuk tidak tertarik oleh organisasi semisal HTI ini sepertinya tidak dibaca dengan baik oleh orang yang melontarkan bahwa HTI menyasar NU, karena NU sangat kuat dari semua level ada organisasi otonomnya sehingga pengkaderannya sangat kuat dan tidak mudah ditembus oleh organisasi yang baru berdiri.

Pendapat ahli yang mengeluarkan statement bahwa HTI menyasar orang-orang NU perlu melihat sistem pengkaderan dari Banom-Banom NU yang dengan luar biasa memberi bekal Islam Ahlussunnah Wal Jamaah yang tidak akan bisa ditembus oleh siapapun.

Kembali ke hari jadi PKI yang ke 103 pada hari ini mestinya menjadi kekuatan umat Islam untuk bersama memperkuat ideologi keislaman kepada semua komponen agar bisa membentengi dengan baik ideologi ini agar tidak menyerang generasi muda.

Dan peran ini perlu dilakukan secara massif dan bersatu padu dalam bekerjasama untuk mencapai satu tujuan bersama. Bukan saling membanggakan organisasinya lalu meninggalkan esensi perjuangan Islam dengan jalan persatuan mencapai tujuan kebesaran Islam.

Penulis: Ipoel Simatupang
Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 79