Berita UtamaLintas NusaTerbaru

7 Bulan Alami Krisis Berkepanjangan, Masyarakat di Jember Butuh Air Bersih

7 bulan alami krisis berkepanjangan, masyarakat di Jember butuh air bersih.
7 bulan alami krisis berkepanjangan, masyarakat di Jember butuh air bersih/Foto: anggota Komisi D DPRD Jawa Timur Satib.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Krisis air bersih di kabupaten Jember selama 7 bulan mengundang keprihatinan sejumlah kalangan, termasuk para anggota legislatif di DPRD Jawa Timur.

Menurut anggota Komisi D DPRD Jawa Timur Satib, pihaknya berharap pemerintah turun langsung dalam pemenuhan air bersih di kabupaten Jember.  “Pemenuhan air merupakan hajat hidup orang banyak, sehingga negara dalam hal ini pemerintah wajib untuk memenuhinya. Dari laporan yang masuk, sudah 7 bulan mengalami krisis air bersih,” ujar politisi partai Gerindra ini saat dikonfirmasi, Rabu (20/7).

Pria asal Jember ini mengatakan bahwa dari data sementara yang masuk ke dirinya, ada sejumlah daerah di Jember yang mengalami krisis air bersih diantaranya sekitar 250 KK yang terdampak di Lingkungan Tegalrejo dan Gebang Poreng. “Tak hanya itu, juga ada sekitar 700 KK di seputaran Kecamatan Patrang yang sulitnya air bersih. Mereka yang terdampak berada di salah satu kawasan kecamatan kota.Mereka berada di kawasan Gebang Poreng, Tegalrejo Jember Lor, juga seputaran Jalan Bungur Kecamatan Patrang. Semakin hari semakin meluas saja krisis air bersih di kabupaten Jember ini,” tuturnya.

Baca Juga:  Jelang Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Optimis Prabowo-Gibran Menang

Untuk pemenuhan air bersih, dibeberkan Satib bahwa selama tiga bulan pertama kesulitan air bersih, warga setempat menyiasatinya dengan membeli air bersih. Satu galon air bersih 15 liter dibeli seharga Rp 5.000. Sedangkan untuk kebutuhan mandi, cuci, dan buang air besar, warga terpaksa memanfaatkan Sungai Jompo.

“Kebetulan itu daerah yang saya sebutkan tadi berada di sekitaran sungai Jompo. Kalau daerah yang lain dan jauh dari sungai Jompo memanfaatkan sungai besar terdekat di masing-masing daerah yang terdampak krisis air bersih,” lanjutnya.

Satib berharap bantuan dari pemerintah segera diterjunkan untuk mengantisipasi adanya krisis air bersih tersebut. “Baru pihak PMI (Palang Merah Indonesia) yang sudah mengirimkan bantuan tersebut,” katanya.

Kemarau yang mulai mengintai sejumlah daerah di Jawa Timur salah satunya di kabupaten Jember berdampak terhadap sejumlah daerah di wilayah tersebut sehingga mengalami krisis air bersih.

Salah satu daerah di Jember yang mengalami krisis air bersih yang paling parah ada di daerah Patrang. Bahkan, dari daerah tersebut dampaknya semakin meluas. Setelah sebelumnya Kelurahan Gebang, kini krisis air bersih juga dialami warga Lingkungan Tegal Rejo, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang.

Baca Juga:  Sering Dikeluhkan Masyarakat, Golkar Minta Tambahan Sekolah SMA Baru di Surabaya

Krisis air bersih itu sebenarnya sudah mulai dirasakan oleh warga sejak Bulan Februari 2022 lalu. Tercatat warga Kelurahan Gebang yang kesulitan air bersih ada 700 KK. Sementara di Kelurahan Jember Lor tercatat ada 250 KK. Data tersebut masih bisa berkembang di sejumlah daerah lainnya di Jember. (setya)

Related Posts

No Content Available