NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Eksekutif Indonesian Club, Gigih Guntoro mengungkapkan ada tiga persoalan krusial terkait tata kelola penjualan avtur dari Pertamina yang dianggap tidak transparan.
Hal ini disampaikan Gigih menanggapi tudingan Jokowi bahwa Pertamina menjadi biang keladi di balik mahalnya harga tiket lantaran monopoli penjualan avtur.
“Ada persoalan manajemen di maskapai termasuk Garuda Indonesia yang menggunakan skema operate lease dalam melakukan penggadaan pesawatnya,” kata Gigih, Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Kedua, kata dia, persoalan pengelolaan Bandara dan Ground Handling yang dianggap terlalu tinggi. Beban biaya Bandara dan Ground Handling yang meliputi layanan pengangkutan penumpang, bagasi, kargo sampai menggerakan pesawat menuju area parkir atau menuju landasan pacu yang dikelola PT Angkasa Pura yang dibebankan kepada maskapai termasuk Garuda Indonesia dinilai terlalu tinggi 20 persen dibandingkan Bandara Changi Singapura.
Ketiga persoalan tersebut telah mendorong buruknya tatakelola industri penerbangan dalam negeri.
“Maka pemerintahan seharusnya mampu mengurai akar persoalan dan mencari jalan keluar dari ketiga persoalan daripada ikut larut menyalahkan satu pihak yakni Pertamina,” tegasnya.
(gdn/wbn)
Editor: Gendon Wibisono