EkonomiPolitik

27 Pemimpin Diingatkan Tentang Resiko Sekarat Uni Eropa

NUSANTARANEWS.CO – Paus Francis mengingatkan tentang risiko sekarat Uni Eropa tanpa visi baru. Paus berbicara di Roma pada pertemuan puncak Uni Eropa untuk menyoroti 60 tahun the bloc’s foundation.

Dalam pidatonya kepada para pemimpin Eropa, Jumat (24/3) seperti dilaporkan Independent, Paus mengatakan Uni Eropa tengah menghadapi kekosongan nilai-nilai dan kehilangan arah rasa (self dying).

“Ketika tubuh kehilangan arah dan tidak lagi mampu melihat ke depan, itu berarti sedang mengalami kemunduran dan dalam jangka panjang matilah resikonya,” ujar Paus.

Perdana Menteri dan Presiden dari 27 negara anggota Uni Eropa hadir di Italia untuk menandai perjanjian berdirinya Roma 1957 (the 1957 founding Treaty of Rome). Mereka menerima berkat kepausan dalam agenda the 60th anniversary of the bloc’s foundation.

Perayaan acara ini mencoba untuk meredam kegelisahan Uni Eropa karena krisis ekonomi yang berkepanjangan, situasi migran yang belum terselesaikan di banyak negara dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Baca Juga:  LSN Effect di Pemilu 2024, Prabowo-Gibran dan Gerindra Jadi Jawara di Jawa Timur

Dalam pertemuan di Vatikan ini, Perdana Menteri Inggris Theresa May sendiri tidak ikut menghadirinya. Tapi Paus mengingatkan bahwa partai anti Uni Eropa bisa membuat perpecahan tumbuh antara warga dan instutusi perwakilan mereka.

Lebih lanjut Paus juga mengatakan bahwa solidaritas internasional yang lebih besar adalah obat penawar yang paling efektif untuk bentuk-bentuk modern dari populisme.

Pada kesempatan tersebut, Paus tak lupa menyorot teror serangan di London pekan ini. Paus mengatakan kepada para pemimpin bahwa mereka harus bekerjasama untuk mengkampanyekan warisan dari cita-cita dan nilai-nilai spiritual Eropa dengan gairah yang lebih besar lagi. Menurutnya, ketika cita-cita dan nilai-nilai spiritual menipis akan menyebabkan medan subur bagi setiap bentuk ekstremisme.

Paus juga mengkritik respon pemimpin soal krisis pengungsi. “Ini tidak cukup untuk menangani krisis imigrasi beberapa tahun terakhir seolah-olah masalah numerik atau ekonomi semata, atau pertanyaan keamanan,” imbuhnya.

Paus mengingatkan bahwa migrasi massal di perang dunia abad ke-20 menjadi bagian dari integral dari pembentukan Uni Eropa.

Baca Juga:  Relawan Anak Bangsa Gelar Bazar Tebus Sembako Murah di Kalibawang

Penulis: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 16