Budaya / SeniKreativitas

24 Buku Puisi Denny JA Menjadi Topik Khusus Diskusi Temu Sastrawan Asia Tenggara 2017

Temu Sastrawan Asia Tenggara 2017/Poster: Istimewa
Temu Sastrawan Asia Tenggara 2017/Poster: Istimewa

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – 24 buku puisi Denny JA diangkat menjadi satu topik khusus dusksi sastra dalam acara Temu Sastrawan Asia Tenggara di Sabah, Malaysia, 5 April 2017 mendatang. Ke-24 buku puisi tersebut menyimpan rasa prihatin si penulis terhadap situasi sosial yang ada di tanah air.

Menurut Denny JA, Temu Sastrawan Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa dan Sastra Sabah Malaysia tersebet akan dihadiri oleh sekitar 250 peserta dari manca negara.

“Indonesia mendelegasikan sastrawan Jamal D Rahman, penerima Award Majelis Sastra Asia Tenggara 2016, dan Narudin Pituin kritikus sastra, tutur Denny JA dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (25/3/2017).

Mereka berdua, akan sama-sama menyampaikan hasil riset atas buku puisi Denny JA. Hasil riset itu pun juga telah ditulis. Selain dari Indonesia, akan hadir pula tiga pembacara lainnya yakni, Jasni Matlani asal Malaysia, penerima penghargaan SEA Write Award 2015, Dr Phaosan Jehwae dosen sastrawan asal Thailand, Prof Dr Haji Brahim Bin Ampuan dosen sastra asal Brunei.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Hasil riset kelima sastrawan dari 4 negara tersebut yang ditulis dalam bentuk makalah sudah terbukukan dengan judul “Isu Sosial dalam Puisi: Temu Sastrawan Asia Tenggara soal 24 Buku Puisi Denny JA”.

Menanggapi hal tersebut, Dennya mengaku kaget sekaligus gembira ketika dimintai persetujuan oleh panitia untuk membahas 24 buku puisi yang dikarangnya tersebut. Bahkan, Denny pun mengaku belum sempat tatap muka dengan Jasni Matlani dari Malaysia yang merupakan penggagas dan ketua panitia temu sastrawan se-Asia Tenggara itu.

“Ruang publik saat ini memang terlalu banyak politik praktis dan kurang puisi. Akibatnya berita yang dominan di media umumnya soal petarungan kekuasaan atau skandal politisi. Politik semakin kurang puitis, kurang diwarnai gagasan,” kata Denny.

Terakhir Denny menyatakan, selain dirinya akan terus memberitakan opini publik melalui survei, pihaknya juga akan terus menuliskan hasil renungannya soal isu sosial ke dalam bentuk puisi. Disamping itu juga berniat mengekspresikan puisinya dalam film layar lebar. (rsk/rep)

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 18