Mancanegara

2018 Jadi Tahun Bersejarah Bagi Pasukan Cybercom AS

Aktivitas Pasukan Cybercom AS (Foto Ilustrasi/Sputnik)
Aktivitas Pasukan Cybercom AS (Foto Ilustrasi/Sputnik)

NUSANTARANEWS.CO, Washington – Asisten Menteri Pertahanan Dalam Negeri dan Keamanan Global, Kenneth P Rapuano mengatakan bahwa tahun 2018 akan menjadi tahun bersejarah bagi Cybercom AS. Dikarenakan Cybercom akan melengkapi kekuatannya pada tahun ini.

Yakni lanjut P Rapuano, meningkatkan status komando tempur bersatu di ranah siber. Cybercom sendiri merupakan Komando Pasukan Gabungan Bersatu AS yang yang ditujukan pada operasi dunia maya. Tujuannya untuk memperkuat kemampuan Departemen Pertahanan di ranah dunia maya.

Ada tiga hal besar yang menjadi kajian strategis Petahanan Nasional AS 2018. Antara lain meningkatkan lethality atau intensitas serangan yang mematikan, memperkuat aliansi serta mereformasi internal. Fokusnya tak lain untuk memastikan bahwa Departemen Pertahanan AS, kuat dan siap menghadapi segala ancaman perang dunia maya.

P Rapuano mengungkapkan bahwa pemerintah AS telah meningkatkan anggaran dalam menyikapi perkembangan siber dewasa ini. Hal ini ia sampaikan saat rapat anggaran tahun 2019 bersama dengan para anggota parlemen.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

Baca Juga:
Aktivitas Ciber Rusia, Cina, Iran dan Korut Mengkhawatirkan

Dalam pidato baru-baru ini di Universitas John Hopkins, Menteri Pertahanan AS James N. Mattis menegaskan bahwa Departemen Pertahanan wajib melakukan investasi kedalam pertahanan dan ketahanan siber. Ia juga terus mendorong untuk meningkatkan kemampuan diranah dunia maya sebagai spektrum operasi militer.

Sementara itu, Presiden Donald J. Trump juga telah menyuarakan hal ini dalam permintaan anggaran tahun fiskal 2019. Dimana untuk penguatan sektor dunia maya, pendanaan meningkat sebesar 4,2 persen yakni menjadi $ 8,5 miliar atau setara 117 triliun rupiah. Dana untuk membentuk Komando Ciber AS ini sudah setara dana operasional untuk membentuk komando tempur baru.

“Bangsa ini akan berada dalam persaingan kekuatan ekonomi, politik, diplomatik dan militer jangka panjang dengan Rusia dan Cina, sehingga semua aspek kekuatan nasional harus dipertahankan,” kata Komandan Angkatan Darat AS Sersan Mayor John W Troxell.

Troxell mengatakan Rusia dan Cina keduanya tengah mencoba membongkar jaringan ciber dari sekutu Amerika. Bahkan saat ini, penggunaan cyber warfare Rusia masih terus berlangsung. Menurutnya, pendudukan atas Krimea serta partisipasi aktif Rusia dalam operasi di Ukraina Timur menunjukkan bahwa negara yang dipimpin Vladimir Putin itu tengah melanjutkan strateginya untuk menghadapi Barat.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Pewarta: Ardian
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 3,050