Politik

2017 Disebut Tahun Politik Kebencian, Ini Penyebabnya

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Analis Politik Exposit Strategic, Arif Susanto mengatakan tahun 2017 dapat disebut sebagai Tahun Politik Kebencian karena maraknya penyalahgunaan perbedaan identitas sebagai instrumen kebencian demi pemenangan politik elektoral.

Menurut Arif Lebih daripada daerah lainnya, Jakarta telah menjadi ‘laboratorium’ untuk menyalahgunakan keberagaman identitas yang berdampak akumulasi kekuasaan pada level elite, namun pembelahan sosial pada level massa. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah semakin lebarnya jarak kesenjangan Sosial masyarakat Jakarta.

“Jakarta telah menjadi laboratoriun penyalahgunaan keragaman identitas. Faktor penyebabnya adalah kesejangan ekonomi yang meningkat. Ini adalah penyebab tumbuh suburnya politik kebencian di Jakarta,” ungkap Arif, D’Hotel Jl. Sultan Agung No. 9 Setya Budi, Jakarta Selatan, Selasa (26/12/2017).

Arif melanjutkan faktor penyebab lainnya adalah rendahnya budaya literasi masyarakat Jakarta sehingga menelan mentah informasi yang didapatkan dari Sosial media.

“Kedua rendahnya budaya literasi. Tingkat kecerdasan masyarakat lemah. Sementara Partai Politik tidak melakukan apa-apa ditengah persoalan pelik ini. Rendahnya literasi opini menyebabkaN kegagalan membedakan opini dan fakta,” lanjutnya.

Baca Juga:  Kumpulkan Kader Potensial, Demokrat Tancap Gas Bahas Persiapan Pilkada Serentak di Jawa Timur

Selanjutnya faktor lainnya adalah buruknya kelembagaan Partai Politik.

“Ketiga buruknya pelembagaan politik. Apa buktinya BnyaK Partai Politik cenderung memberikan otoritas parpolnya kepada satu tokoh, sehingga distribusi kekuasaan mandek,” imbuhnya.

Selain itu Faktor penyebab Lainnya adalah ketidakmampuan elit dalam mengelola konflik. “Keempat hampir semua elit Politik gagal mengelola konflik,” pungkasnya.

Pewarta: Syaefuddin A
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 2