Terbaru

2 Tahun Jokowi-JK, Jaksa Agung Dinilai Mencoreng Kabinet Kerja

Koordinator Setara Institute, Hendardi/Foto: Konfrontasi
Koordinator Setara Institute, Hendardi/Foto: Konfrontasi

NUSANTARANEWS.CO – Dua tahun pemerintahan Jokowi-JK, Setara Institute menyoroti isu krusial di bidang hukum terkait eksekusi mati sebagai peran dan kinerja Jaksa Agung Muhammad Prasetyo. Koordinator Setara Institute, Hendardi menilai eksekusi mati gelombang III yang dilakukan Kejaksaan Agung menyisakan sejumlah persoalan serius.

‪”Akibat kecerobohan Jaksa Agung M. Prasetyo yang memberikan perintah eksekusi mati atas terpidana mati Seck Osmane dan Humprey Ejike Aweleke. Keduanya adalah warga negara Nigeria, yang sedang mengajukan grasi untuk kedua kalinya,” kata Hendardi melalui siaran persnya di Jakarta, Senin (24/10).

Dengan mengeksekusi kedua terpidana mati kasus narkoba tersebut, Jaksa Agung dinilai Hendardi telah melanggar Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor. 107/PUU-XIII/2015 yang menyebut bahwa grasi boleh diajukan lebih dari satu kali.

“Bahkan Jaksa Agung juga melampaui kewenangan Presiden Jokowi, pihak yang sedang dituju oleh terpidana untuk memberikan pengampunan melalui grasi,” imbuhnya.

Sementara itu, pihaknya juga menyoroti tidak adanya prestasi dan terobosan yang dilakukan Kejaksaan Agung sejak dijabat oleh Prasetyo yang notabene adalah kader partai politik. “Sejak menjabat, tidak ada prestasi yang berarti kecuali menjalankan eksekusi mati untuk menutupi kelemahan kinerja dirinya dalam bidang penegakkan hukum, pemberantasan korupsi, dan penuntasan pelanggaran HAM,” katanya.

Baca Juga:  KPU Nunukan Gelar Pleno Rekapitulasi Untuk Perolehan Suara Calon Anggota DPR RI

Hendardi juga menyayangkan Muhammad Prasetyo yang kerap lolos dari reshuffle oleh Presiden Jokowi. Padahal selama ini, Prasetyo dianggapnya mencoreng wajah Kabinet Kerja Presiden Jokowi.

“Muhammad Prasetyo lolos dari dua kali episode perombakan kabinet karena seolah-olah bekerja menegakkan hukum, padahal hanya membangun citra tanpa substansi. Kecerobohan Prasetyo bukan hanya mencoreng wajah kabinet dan wajah Presiden Jokowi, tetapi berimplikasi pada kinerja institusi Kejaksaan Agung yang semakin tidak dipercaya publik. Aspek kemanusiaan di tangan Prasetyo hanyalah komoditas yang bisa dipertukarkan untuk aneka kepentingan,” jelas dia. (Andika)

Related Posts

1 of 15