Terbaru

17 Bulan Ditahan Korut, Remaja AS Ini Menderita Kehilangan Jaringan Otak

Otto Frederick Warmbier. (Foto: Dok. Kyodo 2016/Reuters)

NUSANTARANEWS.CO, Ohio – Seorang mahasiswa Amerika Serikat yang ditahan selama 17 bulan di Korea Utara sudah dilepaskan dan kembali. Namun kabar tak sedap mengiringi kembalinya Otto Warmbier.

Otto Warmbier (22) yang tiba di Amerika Serikat pada Selasa lalu dalam kondisi stabil, tak kurang satu apapun. “Tidak menunjukkan tanda-tanda bahasa pemahaman, menanggapi perintah lisan atau kesadaran lainnya,” kata Dr. Daniel Kanter, direktur medis unit perawatan intensif neuroscience di University of Cincinnati Medical Center seperti dikutip Reuters.

Namun, Kanter mengatakan bahwa Warmbier belum bisa berbicara. “Perilaku dan gerakannya seperti menunjukkan kalau dia tidak punya tujuan. Tidak reesponsif,” katanya.

Baca: Korea Utara Tahan Seorang Warga Amerika Serikat

Warmbier adalah seorang remaja dari Wyoming, Ohio. Ia telah mengalami koma sejak Maret 2016, tak lama setelah dia dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa di Korea Utara.

Media Korea Utara melaporkan Warmbirer ditangkap karena mencoba mencuri barang yang mengandung slogan propaganda. Dia mengunjungi Korea Utara bersama dengan sebuah kelompok tur.

Baca Juga:  Diduga Korupsi Danah Hibah BUMN, Wilson Lalengke: Bubarkan PWI Peternak Koruptor

Pada hari Kamis, Korea Utara mengatakan bahwa mereka telah melepaskan Warmbier atas dasar kemanusiaan. Sementara ayah Warmbier, Fred Warmbier mengatakan anaknya telah dianiaya dan diteror oleh pemerintah Korea Utara selama ditahan.

Kini, seperti dikatakan Kanter, bahwa Warmbier telah menderita kehilangan jaringan otak di seluruh wilayah otaknya. Namun Kante menolak memberikan hasil penyelidikan lebih lanjut terkait dengan kondisi otak Warmbier atas permintaan keluar yang bersangkutan.

Sementara dokter belum bisa memastika apa yang sebenarnya menyebabkan kondisi itu. Jantung yang menghentikan aliran darah ke otak pada umumnya terlihat sebagai akibat kematian jaringan otak.

Serangan jantung pada orang muda, orang sehat jarang terjadi dan umumnya disebabkan oleh keracunan atau luka traumatis, Dr. Jordan Bonomo, spesialis bedah saraf dan perawatan neurokrit di University of Cincinnati Medical Center, mengatakan pada konferensi pers tersebut.

Meskipun dokter tidak memiliki informasi tentang jenis perawatan medis yang diterima Warmbier saat berada di Korea Utara, mereka menerima gambar MRI dari Korea Utara tertanggal April 2016, kata Kanter. Berdasarkan gambar tersebut, dokter memperkirakan cedera otak kemungkinan terjadi pada minggu-minggu sebelumnya, katanya.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

Dokter mengatakan tidak ada bukti bahwa Warmbier menderita patah tulang.

Sekadar informasi, pada hari Kamis, Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa utusan khusus untuk Korea Utara, Joseph Yun, yang menegosiasikan pembebasan Warmbier dalam sebuah kunjungan ke negara tersebut minggu ini, juga bertemu dengan tiga warga AS lainnya yang ditahan di Korea Utara. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts