Hukum

153 Profesor Nyatakan Dukungan Terhadap KPK

(Ilustrasi: Nusantaranews)

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Sebanyak 153 Guru Besar antikorupsi atau akademisi bergelar Profesor dari seluruh Indonesia menyatakan dukungannya terhadap keberadaan dan kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pernyataan dukungan tersebut diumumkan pada Senin (19/6/2017).

“Ratusan profesor antikorupsi dari berbagai kampus di seluruh Indonesia menyatakan dukungannya terhadap KPK,” ujar Guru Besar Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. DR. Muhadjir Darwin dalam siaran persnya, di Kampus Program Doktor Studi Kebijakan UGM, Senin (19/6/2017).

Ia menuturkan, langkah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menggunakan hak angket terhadap KPK, dilakukan setelah beberapa anggotanya terindikasi terlibat korupsi di kasus e-KTP. Hal itu, kata dia, telah membuat sentimen anti korupsi di masyarakat menguat.

Menurut dia, ada dua hal serius yang membuat dukungan terhadap KPK semakin mengkristal. Pertama adalah aksi dukungan Amin Rais terhadap penggunaan hak angket oleh DPR setelah namanya disebut dalam tuntutan jaksa di sidang pengadilan dalam perkara Siti Fadilah Supari (SFS). Kedua, Amin dengan vulgar juga menuduh KPK sebagai lembaga yang busuk.

“Kedua hal itu bukannya membuat rakyat tidak percaya kepada KPK, namun semakin mengkristalkan dukungan masyarakat termasuk para Guru Besar di seluruh Indonesia kepada KPK,” ungkap Prof. Muhadjir, yang juga Peneliti Senior Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM itu.

Sekarang, terang dia, berbagai unsur masyarakat telah secara terbuka mengemukakan dukungannya terhadap KPK. Dukungan rakyat ini tidak bisa dianggap enteng, karena itu para anggota dewan perlu benar-benar memperhitungkan hal tersebut.

“Sebab jika proses di DPR tetap dilanjutkan, saya menduga, dukungan rakyat terhadap KPK akan semakin meluas, dan hal demikian akan menimbulkan krisis kepercayaan terhadap lembaga tinggi negara tersebut,” papar dia.

Kepercayaan Rakyat

Prof. Muhadjir memperkirakan, suara rakyat pada Pemilu 2019 mendatang terhadap partai-partai politik, akan ditentukan oleh posisi mereka dalam kasus ini. Partai dan para politisinya yang terlibat dalam upaya pelemahan KPK ini, menurutnya, akan kehilangan kepercayaan dari rakyat.

“Hal ini harus benar-benar mereka perhitungkan. Kita berada di kesempatan emas untuk menjadikan Indonesia benar-benar bersih dari korupsi. Tidak boleh lagi ada koruptor yang kebal hukum, dan bebas dari jeratan hukum,” ungkap Prof. Muhadjir.

Ia mengingatkan DPR untuk bersikap terbuka terhadap program nasional ini. Artinya, DPR harus mau merelakan anggotanya yang terindikasi korupsi untuk diseret ke pengadilan.

“Biarkan pengadilan yang memutuskan apakah mereka benar bersalah atau tidak,” tandas Prof. Muhadjir.

Dukungan Profesor

Berikut adalah pernyataan Guru Besar antikorupsi dari berbagai kampus di seluruh Indonesia.

PERNYATAAN GURU BESAR ANTIKORUPSI

KAMI ANTIKORUPSI, KAMI DUKUNG KPK

Kami – Guru Besar dari sejumlah Perguruan Tinggi di Indonesia – menyatakan keprihatianan terhadap segala upaya yang dapat melemahkan atau mengganggu eksistensi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Kami menghimbau kepada Presiden Joko Widodo, Pimpinan Partai Politik dan Pimpinan DPR/ MPR RI untuk tetap menjadi bagian penting bagi upaya pemberantasan korupsi dan mendukung langkah KPK memerangi korupsi. Presiden Joko Widodo dan jajaran Kepolisian sebaiknya dapat mengungkap pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan, penyidik KPK, dengan segera. Pimpinan Partai Politik dan DPR/MPR sebaiknya membatalkan penggunaan hak angket untuk KPK karena baik prosedur, subjek dan objeknya tidak tepat secara hukum.

Kami ingin menegaskan kembali bahwa Kami bersama dan tetap akan mendukung KPK karena KPK adalah harapan bagi upaya mewujudkan Indonesia yang bersih dan bebas dari korupsi.

Indonesia, 19 Juni 2017

Guru Besar Antikorupsi

1. Prof. A. Sudiarja (STF Driyarkara)

2. Prof. Agus Pramusinto (Universitas Gadjah Mada)

3. Prof. Agus Setiyono (Institut Pertanian Bogor)

4. Prof. Akhmad Fauzi (UPN Veteran Jawa Timur)

5. Prof. Akmal Taher (Universitas Indonesia)

6. Prof. Alfitri  (Universitas Sriwijaya)

7. Prof. Ali Agus (Universitas Gadjah Mada)

8. Prof. Almasdi Syahza (Universitas Riau)

9. Prof. Aloysius Uwiyono (Universitas Indonesia)

10. Prof. Anja Meryandini (Institut Pertanian Bogor)

11. Prof. Anna Erliyana (Universitas Indonesia)

12. Prof. Antonius Suwanto (Institut Pertanian Bogor)

13. Prof. Ari Purbayanto (Institut Pertanian Bogor)

14. Prof. Arief Sabdo Yuwono (Institut Pertanian Bogor)

15. Prof. Aris Tri Wahyudi (Institut Pertanian Bogor)

16. Prof. Armansyah Tambunan  (Institut Pertanian Bogor)

17. Prof. Asep Saefuddin (Institut Pertanian Bogor)

18. Prof. Asep Sapei (Institut Pertanian Bogor)

19. Prof. Bambang Hero Saharjo (Institut Pertanian Bogor)

20. Prof. Bambang Juanda (Institut Pertanian Bogor)

21. Prof. Bambang Pontjo Priosoeryanto (Institut Pertanian Bogor)

22. Prof. Bambang Purwantara (Institut Pertanian Bogor)

23. Prof. Bambang Shergi Laksmono (Universitas Indonesia)

24. Prof. Betty Sri Laksmi Jenie (Institut Pertanian Bogor)

25. Prof. Bibiana W. Lay (Unika Atma Jaya Jakarta)

26. Prof. Billy Sarwono (Universitas Indonesia)

27. Prof. Budi Indra Setiawan (Institut Pertanian Bogor)

28. Prof. Budi Mulyanto (Institut Pertanian Bogor)

29. Prof. C. Hanny Wijaya (Institut Pertanian Bogor)

30. Prof. Cahyono Agus (Universitas Gadjah Mada)

31. Prof. Clara M. Kusharto, MSc (Institut Pertanian Bogor)

32. Prof. D. S. Priyarsono (Institut Pertanian Bogor)

33. Prof. Dadang (Institut Pertanian Bogor)

34. Prof. Dadang Sukandar (Institut Pertanian Bogor)

35. Prof. Damayanti Buchori (Institut Pertanian Bogor)

36. Prof. Deddy Muchtadi (Institut Pertanian Bogor)

37. Prof. Dewi Apri Astuti (Institut Pertanian Bogor)

38. Prof. Diah Ratnadewi (Institut Pertanian Bogor)

39. Prof. Didik Suharjito (Institut Pertanian Bogor)

40. Prof. Didin Hafiduddin (Institut Pertanian Bogor)

Baca Juga:  Gelar Aksi, FPPJ Jawa Timur Beber Kecurangan Pilpres 2024

41. Prof. Didy Sopandie (Institut Pertanian Bogor)

42. Prof. Djamar TF.Lumban Batu (Institut Pertanian Bogor)

43. Prof. Djumali Mangunwidjaja (Institut Pertanian Bogor)

44. Prof. Dr Paulus Israwan Setyoko (Universitas Jenderal Soedirman)

45. Prof. Dyah Iswantini (Institut Pertanian Bogor)

46. Prof. E.K.S.Harini Muntasib (Institut Pertanian Bogor)

47. Prof. Eman Suparman (Universitas Padjajaran)

48. Prof. Endang Komara (STIKP Pasundan)

49. Prof. Endang Suhendang (Institut Pertanian Bogor)

50. Prof. Endriatmo Soetarto (Institut Pertanian Bogor)

51. Prof. Erika B. Laconi (Institut Pertanian Bogor)

52. Prof. Ernie Sule (Universitas Padjajaran)

53. Prof. Evy Damayanthi (Institut Pertanian Bogor)

54. Prof. Faisal Anwar (Institut Pertanian Bogor)

55. Prof. Fauzi Febrianto (Institut Pertanian Bogor)

56. Prof. Firman F. Wirakusumah (Universitas Padjajaran)

57. Prof. Fransisca Rungkat Zakaria (Institut Pertanian Bogor)

58. Prof. Fuad Abdul Hamied (Universitas Pendidikan Indonesia)

59. Prof. Giyatmi (Universitas Sahid Jakarta)

60. Prof. Hadi Alikodra (Institut Pertanian Bogor)

61. Prof. Hadi Susilo Arifin (Institut Pertanian Bogor)

62. Prof. Hardinsyah (Institut Pertanian Bogor)

63. Prof. Hariadi Kartodihardjo (Institut Pertanian Bogor)

64. Prof. Hendra Gunawan (Institut Teknologi Bandung)

65. Prof. Herry Purnomo (Institut Pertanian Bogor)

66. Prof. Hibnu Nugroho (Universitas Jenderal Soedirman)

67. Prof. Hidayat Syarief (Institut Pertanian Bogor)

68. Prof. I Nengah Surati Jaya (Institut Pertanian Bogor)

69. Prof. I Wayan Teguh Wibawan (Institut Pertanian Bogor)

70. Prof. Ietje Wientarsih (Institut Pertanian Bogor)

71. Prof. Iis Arifiantini (Institut Pertanian Bogor)

72. Prof. Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi (Universitas Indonesia)

73. Prof. Imam Wahyudi (Institut Pertanian Bogor)

74. Prof. Iman Rahayu HS (Institut Pertanian Bogor)

75. Prof. Imas Siti Setiasih (Universitas Padjajaran)

76. Prof. Irwanto (Unika Atmajaya Jakarta)

77. Prof. Iswandi Anas (Institut Pertanian Bogor)

78. Prof. J. Sudarminta ( STF Driyarkara)

79. Prof. Juang R. Matangaran, (Institut Pertanian Bogor)

80. Prof. Junun Sartohadi (Universitas Gadjah Mada)

81. Prof. Kartawan (Universitas Siliwangi)

82. Prof. Khaswar Syamsu (Institut Pertanian Bogor)

83. Prof. Komang G. Wiryawan (Institut Pertanian Bogor)

84. Prof. Komariah Emong (Universitas Padjajaran)

85. Prof. Lijan Poltak Sinambela (Universitas Nasional)

86. Prof. Lilik Budi Prasetyo (Institut Pertanian Bogor)

87. Prof. Lisdar I. Sudirman (Institut Pertanian Bogor)

88. Prof. M. Agus Setiadi (Institut Pertanian Bogor)

89. Prof. M. Syukur (Institut Pertanian Bogor)

90. Prof. M.H.Bintoro (Institut Pertanian Bogor)

91. Prof. M.Parulian Hutagaol (Institut Pertanian Bogor)

92. Prof. Made Astawan (Institut Pertanian Bogor)

93. Prof. Maggy  T  Suhartono (Institut Pertanian Bogor)

94. Prof. Marimin (Institut Pertanian Bogor)

95. Prof. Mayling Oey- Gardine (Universitas Indonesia)

96. Prof. Meily (Universitas Indonesia))

97. Prof. Meity Suradji Sinaga (Institut Pertanian Bogor)

Baca Juga:  Ahli Waris Tanah RSPON Kirim Surat Terbuka ke AHY 

98. Prof. Melani Budianta (Universitas Indonesia)

99. Prof. Mirnawati B Sudarwanto (Institut Pertanian Bogor)

100. Prof. Mochtar Mas’oed (Universitas Gadjah Mada)

101. Prof. Moh. Mahfud MD (Universitas Islam Indonesia)

102. Prof. Mudrajad Kuncoro (Universitas Gadjah Mada)

103. Prof. Muh. Yusram Massijaya (Institut Pertanian Bogor)

104. Prof. Muhajir Darwin (Universitas Gadjah Mada)

105. Prof. Mulia Purba (Institut Pertanian Bogor)

106. Prof. Mulyono S. Baskoro (Institut Pertanian Bogor)

107. Prof. Nastiti Siswi Indrasti (Institut Pertanian Bogor)

108. Prof. Ningrum Natasya Sirait (Universitas Sumatera Utara)

109. Prof. Nuni Gofar M. S. ( Universitas Sriwijaya)

110. Prof. Nuri Andarwulan (Institut Pertanian Bogor)

111. Prof. Nurjanah (Institut Pertanian Bogor)

112. Prof. Panca Dewi (Institut Pertanian Bogor)

113. Prof. PM. Laksono (Universitas Gadjah Mada)

114. Prof. Posman Sibuea (Unika Santo Thomas Medan)

115. Prof. Pratiwi Soedharmono (Universitas Indonesia)

116. Prof. Prijono Tjiptoherijanto (Universitas Indonesia)

117. Prof. Rahayu Hidayat Universitas Indonesia)

118. Prof. Rahayu Prabowo (Universitas Diponegoro)

119. Prof. Ratih Dewanti (Institut Pertanian Bogor)

120. Prof. Retno Damajanti (Institut Pertanian Bogor)

121. Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. (Universitas Indonesia)

122. Prof. Rina Oktaviani (Institut Pertanian Bogor)

123. Prof. Rindit Pambayun (Universitas Sriwijaya)

124. Prof. Riris Sarumpaet (Universitas Indonesia)

125. Prof. Rizal Damanik (Institut Pertanian Bogor)

126. Prof. Saryono, M.Si. (Univesitas Riau)

127. Prof. Satriyas llyas (Institut Pertanian Bogor)

128. Prof. Slamet Budijanto (Institut Pertanian Bogor)

129. Prof. Sri Hartoyo (Institut Pertanian Bogor)

130. Prof. Sri Wilarso Budi (Institut Pertanian Bogor)

131. Prof. Suharsono (Institut Pertanian Bogor)

132. Prof. Sulistiono (Institut Pertanian Bogor)

133. Prof. Sulistyowati Irianto (Universitas Indonesia)

134. Prof. Sunjoto (Universitas Gadjah Mada)

135. Prof. Sutrisno Mardjan (Institut Pertanian Bogor)

136. Prof. Tarkus Suganda (Universitas Padjajaran)

137. Prof. Todung Mulya Lubis., Ph.D (University of Melbourne)

138. Prof. Tri Budi Rahardjo (Universitas Respati Indonesia)

139. Prof. Tridoyo Kusumastanto (Institut Pertanian Bogor)

140. Prof. Tun Tedja Irawadi (Institut Pertanian Bogor)

141. Prof. Tutik Wresdiyati (Institut Pertanian Bogor)

142. Prof. Udiansyah (Universitas Lambung Mangkurat)

143. Prof. Umar Santoso (Universitas Gadjah Mada)

144. Prof. Umi Cahyaningsih (Institut Pertanian Bogor)

145. Prof. Wahyudi Kumorotomo (Universitas Gadjah Mada)

146. Prof. Wasmen Manalu (Institut Pertanian Bogor)

147. Prof. Wasrin Syafii (Institut Pertanian Bogor)

148. Prof. Yanto Santosa (Institut Pertanian Bogor)

149. Prof. Yeremias T. Keban (Universitas Gadjah Mada)

150. Prof. Yonny Koesmaryono (Institut Pertanian Bogor)

151. Prof. Yuli Retnani (Institut Pertanian Bogor)

152. Prof. Yunita Winarto (Universitas Indonesia)

153. Prof. Yusuf Sudo Hadi (Institut Pertanian Bogor)

 

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

No Content Available